Nafashadhramaut.id | Membaca sirah nabawiyah atau yang sering disebut "Maulid" adalah suatu cara untuk berutopia merefleksikan diri hadir dalam diorama hidup sang Baginda Nabi Muhammad saw. Berbagai kreasi dicetuskan demi menggapai titik khidmat dalam diorama tersebut. Pembacaan Maulid yang telah mendunia mengalami dinamika yang sangat ekspressif di berbagai belahan bumi, dan salah satunya adalah di Kota Ahwar, Yaman.
Ahwar merupakan
suatu kota kecil yang menyimpan banyak kisah. Mulai dari ulamanya yang sangat
masyhur, Ahlu Bait, hingga proxy war yang seolah menjadi sarapan sehari-hari
para penduduknya. Akan tetapi di balik semua itu, ada kisah menarik tentang Maulid
dan implikasinya di kota ini. Penulis telah mengadakan wawancara dengan
Muhammad bin Mahdi Bal'eed, salah satu rekan kampus yang menjadi saksi hidup
dinamika Maulid dan kotanya. Adapun poin pentingnya sebagai berikut:
A. Apakah ada
perayaan Maulid secara khusus di Kota Ahwar?
Perayaan Maulid di
Kota Ahwar bukanlah menjadi perayaan biasa. Akan tetapi, Maulid adalah suatu
hal yang membudaya pada warga Kota Ahwar. Hal ini dibuktikan oleh fakta
bahwasanya setiap bulan Rabi'ul Awal para Qurra' atau pembaca Maulid
bersama para warga mengadakan ziarah besar-besaran ke berbagai ulama dan auliya
di Kota Ahwar. Bahkan, Maulid juga diadakan di bawah kubah-kubah makam auliya.
Selain pembacaan Maulid,
para warga bersuka cita larut dalam kehangatan kekeluargaan yang diiringi
dengan hidangan barakah dan santapan bersama. Acara berlangsung dari awal bulan
hingga akhir bulan dan intensitasnya tergantung para qurra'. "Bulan
Rabiul Awal adalah bulan yang sangat dinanti-nantikan para penduduk
Ahwar." tegas Mahdi.
B. Adakah kitab Maulid
karangan ulama Ahwar? Apa yang menjadi pembeda dengan kitab Maulid yang lain?
Ahwar merupakan
kota segudang Ulama dan Qura'. Maka dari itu, jelas saya bilang, ada!
Kitab tersebut
adalah "Syadzarat Al-Mubarakah", karya Habib Ali Al-Masyhur dan "Al-Hadiqah
An-Nadhirah fi Nadhmi As-Sirah An-Nabawiyah", karya Habib Abu Bakar bin
Ali Al-Masyhur yang terkenal sebagai mufakkir, Pemikir Islam yang sangat
menitik beratkan pada "Fiqih Tahawwulat" atau fikih akhir
zaman yang diajarkan di Universitas Wasathiyah yang didirikannya.
Beliau adalah
putra dari Habib Ali Al-Masyhur sendiri. Kitab Maulid karya Habib Abu Bakar bin
Ali Al-Masyhur telah disyarahi oleh Sayyidi Syekh Muhammad bin Ali Ba'athiyah
dengan judul "Ghaits Sahabah Al-Muthirah fi Syarh Al-Hadiqah An-Nadhirah
fi Nadhmi As-Sirah An-Nabawiyah". Kitab tersebut menjadi buku pedoman
sirah nabawiyah.
Pembacaan Maulid
ini secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Mahdi mengisahkan bahwa
pembacaan Maulid ini dilakukan secara pelan dan ringan, sehingga semua hadirin
bisa mengikuti bacaan para qurra. Lahjah, metode pembacaan yang
dipakai adalah lahjah Hudaidah, sebuah kota tua di Yaman kampung halaman
sahabat Abu Musa Al-Asy'ari r.a. Inilah yang menjadi ciri khas Maulid di Ahwar.
C. Apa implikasi
religio-sosial perayaan Maulid pada warga Ahwar?
Maulid adalah
pemersatu hati. Perang atau yang lebih spesifiknya proxy war berkepanjangan
antar warga menjadi momok bagi penduduk lokal. Uniknya majelis maulid ini mampu
menggerakkan orang-orang untuk menuju masjid untuk mendengarkan seksama dan
menjadi candu dalam mahabbah kepada Rasulullah saw. entah siapa pun
orangnya hingga yang berkonflik sekalipun. Majelis Maulid ini memiliki andil
dalam mengikat dan mempersatukan hati para warga. Hal ini menjadi trend positif
untuk setidaknya meringankan beban perang.
D. Apa yang Anda
rasakan ketika menghadiri majelis Maulid di Ahwar?
"Pada
detik-detik itu, saya merasakan ada ketenangan yang masuk kepada diri saya.
Membuat hidup merasa lebih cerah dan bercahaya. Ketika saya tidak menghadirinya
sekali saja, ada titik di hati yang terasa belum lengkap. Maulid adalah sarana
untuk mendamaikan jiwa dengan bermahabbah kepada Baginda Rasulullah saw.
dan saya sangat menyukainya." pungkas Mahdi.
Ditulis di Mukalla – Yaman, Agustus 2020.
(*) Penulis adalah alumni Univ. Imam Syafi'i, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Hadhramaut University.
Posting Komentar