Selasa, 14 September 2021

SERANGAN GHOZWU FIKRY


Oleh : M Basuni Baihaqi

Mahasiswa tingkat 3 Fak. Ushuluddin – Universitas Imam Syafi’i, Mukalla, Hadhramaut, Yaman.  

 


Nafashadhramaut.id | Islam tak akan mundur, luntur dan hancur disebabkan oleh musuh-musuhnya. Islam hanya mengalami kekalahan disebabkan oleh orang Islam sendiri. Saat perang Uhud, di mana sebagian pemanah tidak menuruti perintah Nabi ﷺ membuat Islam terpukul mundur. Begitu pula saat perang Hunain, banyaknya pasukan muslimin yang merasa yakin akan kemenangan. Mereka lupa bahwa yang memberi kemenangan adalah Allah, bukan banyaknya pasukan. Hingga musuh dapat memporak-porandakan muslimin. Namun keteguhan Rasulullah ﷺ saat itu, keadaan dapat dikembalikan dan muslimin pulang membawa kemenangan.

 

Saat ini musuh-musuh Islam tidak lagi mengangkat senjata ataupun menyusun tentara untuk menghancurkan Islam. Mereka menganggap bahwa perang fisik adalah cara lama yang sia-sia dan menghabiskan banyak dana, waktu, serta tenaga. Kemenangan-kemenangan Islam dalam perang fisik, baik dari masa sahabat, tabi'in, maupun setelahnya, membuat mereka memutar otak untuk mencari langkah lain yang lebih efisien. Hingga akhirnya mereka menggunakan "Perang Pemikiran" atau ghozwu fikry untuk melunturkan Islam dan muslimin.

 

Ghozwu fikry (perang pemikiran -arab-) yaitu serangan terhadap umat menggunakan beberapa metode dan sarana dengan tujuan merubah pemikiran, akhlak, dan budaya. Sasaran mereka dalam perang ini adalah para pemuda Islam dan generasi muslimin. Sebab mereka memahami, bahwa para generasilah yang menentukan Islam mendatang. Sebenarnya ghozwu fikry telah lama diaplikasikan oleh musuh-musuh muslimin, hanya saja akhir-akhir ini lebih digencarkan dan ditekankan setelah melihat keberhasilan yang mereka capai.

 

Musuh-musuh Islam baik para misionaris maupun cendekiawan menciptakan akses yang dapat merusak akhlak dan budaya muslim. Seperti menyebarkan budaya Eropa yang tak sesuai dengan syari'at Islam. Baik dalam hal fashion, tingkah laku maupun budaya. Khususnya para wanita muslimah. Aurat yang sedikit demi sedikit terbuka, rasa malu sedikit demi sedikit terkikis, hingga akhlak yang sedikit demi sedikit meluntur.

 

Mereka juga mencoba agar muslimin ragu akan al-Qur'an dan hadis serta hukum-hukum Islam. Beberapa pertanyaan-pertanyaan seperti, mengapa Islam menyuruhmu sholat? Mengapa puasa hanya di bulan Ramadhan? mereka lontarkan kepada orang-arang awam. Bahasa arab fusha (yang fasih) pun mulai dilupakan dan beralih menggunakan bahasa yang mereka anggap lebih keren, modern, dan mendunia.

 

Tak cukup di situ, mereka juga mengadu domba sesama muslim. Menyusup salah satu kelompok muslim untuk menghujat, mencela, bahkan membantu menjatuhkan muslim yang lain. Sehingga muslimin lupa akan hadis Nabi ﷺ

المسلم أخ المسلم

"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya." HR Bukhari

 

المؤمن للمؤنين كالبنيان يشد بعضه بعضا ثم شبك بين أصابعه

"Seorang mukmin bagaikan bangunan yang menguatkan satu sama yang lain. Kemudian Rasulullah ﷺ menyatukan jari-jari beliau." HR Bukhari.

 

Elektronik yang telah dirancang juga menarik para pemuda untuk berselancar di dalamnya. Sholat, membaca al-Qur'an, dan ibadah lainnya yang hanya membutuhkan beberapa menit sengaja ditinggalkan demi berjam-jam menghadap berbagai sosial media, internet, dan televisi yang terkadang tidak memberinya manfaat sama sekali, bahkan menjerumuskannya.

 

Di sisi lain, mereka juga pandai menutupi niatnya dan berdalih bahwa apa yang dilakukan sesuai dengan keadaan sekarang, dan era modern akan tetap berkembang sehingga siapa pun yang tidak mengikuti perkembangan zaman akan tertinggal dan dikucilkan. Bahkan semua rotasi dan peredaran zaman, baik bidang pengetahuan, teknologi, dan perkembangan zaman untuk saat ini dikuasai mayoritas non muslim.

 

Menghadapi peperangan ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan generasi muslimin:

- Mengenal dan mengenalkan akan bahayanya ghozwu fikry yang digencarkan musuh-musuh Islam.

- Mengaji dan mengajari agama Islam serta batasan-batasan di dalamnya, baik dalam syari'at, akidah, maupun akhlak dan budaya.

- Tetap memanfaatkan sarana yang ada guna mendapatkan informasi atau menyebarkan pengetahuan, baik melalui internet, sosial media, dan sebagainya dengan syarat sesuai dengan batasan-batasan syari'at.

- Tetap mengikuti perkembangan zaman untuk mencetak kader-kader yang mampu menguasai IPTEK yang berpondasikan Islam yang kuat.

- Menghindari sesuatu yang meragukan, khususnya yang berhubungan dengan agama.

 

Wallahu a'lam


Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search