*Oleh
| Muhammad Ali Fikri*
Mahasiswa
tingkat 4 Fak. Ushuluddin – Universitas Imam Syafi’i, Mukalla, Hadhramaut,
Yaman.
Nafashadhramaut.id | Bulan
maulid telah terbit. Bulan di mana dilahirkan seorang Nabi yang paling mulia.
Manusia yang paling sempurna sejagat raya, dari zamannya Nabi Adam hingga nanti
hari kiamat. Bahkan dialah makhluk yang paling utama dari seluruh makhluk yang
ada; manusia, malaikat, jin, hewan, tumbuhan, benda-benda mati dsb.
Ialah
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sangat
pantas bila mana seorang muslim berbahagia ketika tiba bulan Rabiul Awal. Atau
juga disebut dengan Rabiul Anwar. Karena pancaran cahaya keindahan Nabi
Muhammad dalam bulan tersebut.
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Yunus: 58 yang berbunyi,
(قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ)
“Katakanlah, “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
Dalam
hal ini, seorang sahabat yang dijuluki “Turjumanul Qur’an” atau maknanya adalah
“Penerjemah al-Qur’an”, menafsiri makna rahmat di dalam ayat dengan Nabi
Muhammad saw.
Disebutkan
dalam riwayat Imam Bukhari dalam Sahihnya bahwa ada salah seorang melihat dalam
mimpi lantas dia bertanya, “Bagaimana keadaanmu?” maka Abu Lahab menjawab, “Di
Neraka. Hanya saja adzabku diringankan setiap haru Senin. Aku dapat menghisap
dari antara dua jariku air. Dan sesungguhnya itu berkat aku membebaskan
Tsuaibah, budakku, ketika datang memberikan kabar gembira kepadaku dengan
kelahiran Nabi Muhammad saw. dan karena aku menyuruhnya untuk menyusuinya.” HR.
Tirmidzi.
Oleh karena itu, seorang ulama Damaskus menggubah sebuah syair yang disebutkan dalam kitabnya “Mauridus shodi fi maulidil Hadi” yang berbunyi,
إذا كان هذا كافراً جاء ذمه
* بتبت يداه في الجحيم مخلدا
أتى أنه في يوم الإثنين دائماً
* يُخفّف عنه للسرور لأحمدا
فما الظن بالعبد الذي كان عمره
* بأحمد مسروراً ومات موحِّدا
Apabila
ini seorang kafir yang telah datang celaannya (dalam riwayat) dengan firman
Allah (celakalah kedua tangan Abu Lahab) kekal di dalam Neraka,
Dalam
riwayat pula bahwa dia pada setiap hari Senin diringankan Adzabnya karena
bahagianya akan (kelahiran) Ahmad,
Maka
bagaimana menurutmu dengan seorang hamba yang (sepanjang) umurnya bahagia akan
Ahmad hingga dia mati dalam keadaan iman.
Di
lain hadis, yang disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan an-Nasa’i, as-Sunan
al-Kubro dan lainnya,
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى
حَلْقَةٍ فِي الْمَسْجِدِ، فَقَالَ: مَا أَجْلَسَكُمْ؟ قَالُوا: جَلَسْنَا
نَذْكُرُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ،
قَالُوا: آللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ، قَالَ: أَمَا إِنِّي لَمْ
أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَمَا كَانَ أَحَدٌ بِمَنْزِلَتِي مِنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَلَّ عَنْهُ حَدِيثًا مِنِّي
وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ
مِنْ أَصْحَابِهِ، فَقَالَ: مَا أَجْلَسَكُمْ؟ قَالُوا: جَلَسْنَا نَذْكُرُ
اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ
عَلَيْنَا بِكَ، قَالَ: آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَلِكَ؟ قَالُوا: آللَّهِ
مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَلِكَ، قَالَ: أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ
تُهْمَةً لَكُمْ وَإِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام فَأَخْبَرَنِي
أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمْ الْمَلَائِكَةَ.
Dari
sahabat Said al-Khudri, dia berkata, “Muawiyah keluar menuju ke sekelompok
orang di masjid, lantas ia berkata, “Apa yang membuat kalian duduk ini?” Mereka
menjawab, “Kita duduk berdzikir kepada Allah azza wa jalla.” Muawiyah
menimpali, “Demi Allah, itukah sebab kalian duduk ini?” Mereka menjawab, “Demi
Allah, hanya karena itulah kami duduk di sini.”
Muawiyah
berkata, “Adapun diriku, sesungguhnya aku tidak menuduh kalian dan tidak ada
seseorang yang sama derajatnya sepertiku dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam paling sedikit meriwayatkan hadis darinya. Sesungguhnya Rasulullah
suatu hari keluar menuju sekelompok sahabatnya, lantas beliau bersabda, “Apa
yang membuat kalian duduk ini?” Mereka menjawab, “Kita sedang duduk berdzikir
kepada Allah azza wa jalla dan bersyukur kepada-Nya atas karunia Islam dan
karunia-Nya kepada kita atas diutusnya engkau.”
Rasulullah
menimpali, “Demi Allah, itukah sebab kalian duduk ini?” Mereka menjawab, “Demi
Allah, hanya karena itulah kami duduk di sini.” Beliau menjawab, “Adapun
diriku, aku tak menuduh kalian. Dan sesungguhnya malaikat Jibril alaihissalam
telah datang kepadaku serta mengabariku bahwa Allah membanggakan kalian di
hadapan para malaikatnya.”
Itulah
tadi keutamaan orang yang senang dan bahagia akan kelahiran Nabi Muhammad saw.
hanya bermodal dengan hati yang mencintai, lisan yang bersyukur, diri yang
berbahagia karena Nabi yang mulia ini seseorang mendapatkan pahala atau
keutamaan yang agung ini. Lantas bagaimana mereka yang selalu gunakan lisannya
untuk selalu bersholawat dan hartanya untuk mengadakan perayaan kelahiran Nabi
Muhammad saw?
Nah,
setelah mengetahui keistimewaan bahagia dan senang akan kelahiran Nabi
Muhammad, maka alangkah indahnya apabila rasa senang, cinta dan bahagia itu
selalu kita tanam dalam diri kita. Basahi lisan kita selalu untuk selalu
bersyukur dan bersholawat kepada Nabi Muhammad saw. lebih-lebih di bulan
kelahirannya ini. Karena Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang paling dekat denganku
di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku.”
Semoga kita senantiasa dirahmati oleh Allah juga keluarga, guru-guru dan teman-teman kita. Diberikan taufik untuk selalu istiqomah bersholawat kepada Baginda Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga kita semua dapat mendapatkan syafaatnya kelak di alam barzakh, dunia dan akhirat. Aamiin.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
Mukalla,
1 Rabiul Awal 1443 / 8 Oktober 2021
Posting Komentar