Kamis, 21 Oktober 2021

Hari Kelahiran Nabi Muhammad saw. dan Fadilah Bershalawat

 

Hari Kelahiran Nabi Muhammad saw. dan Fadilah Bershalawat
Hari Kelahiran Nabi Muhammad saw. dan Fadilah Bershalawat


*Oleh | Muhammad Ali Fikri*

Mahasiswa tingkat 4 Fak. Ushuluddin – Universitas Imam Syafi’i, Mukalla, Hadhramaut, Yaman.

 

➖➖➖➖➖➖➖➖➖ 

 

Nafashadhramaut.id | Tepat seribu empat ratus sembilan puluh enam tahun yang lalu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan dari seorang perempuan yang salihah dan tak pernah ternodai keburukan masa Jahiliah. Perempuan itu bernama Aminah, putri Wahab, seorang pemimpin kabilah Bani Zuhroh yang baik akhlak dan kedudukannya. Dia adalah istri Abdullah, putra Abdul Muthalib yang paling tampan dan disayang oleh ayahnya. Keduanya adalah insan yang nasabnya terpandang di kalangan kaum Quraisy dan memiliki kedudukan yang mulia.

 

Ketika Ibunda Aminah mengandung Nabi Muhammad saw. beliau tidak merasakan keberatan sedikit pun, seakan-akan ia tak mengandung apa pun. Disebutkan dalam riwayat, bahwa Ayahanda Nabi, Abdullah, ketika masih bujang, terlihat cahaya yang terpancar dari wajahnya. Namun ketika telah menikahi Ibunda Aminah, tak tampak lagi cahaya itu. Seakan-akan cahaya itu telah pindah ke dalam rahim Aminah.

 

Di antara kebiasaan buruk yang dilakukan pada masa Jahiliah adalah apabila lahir seorang anak, dan anak tersebut adalah perempuan, maka anak itu akan dikubur hidup-hidup nantinya. Berbeda jika yang lahir laki-laki, maka mereka membangga-banggakannya. Nah, pada tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. tidaklah lahir seorang anak kecuali yang lahir adalah anak laki-laki saja. Sehingga pada tahun kelahirannya, tidak ada anak perempuan yang dikubur hidup-hidup. Demi memuliakan tahun kelahiran Nabi Muhammad saw.

 

Di hari kelahiran Nabi Muhammad saw. saja, banyak terjadi hal-hal yang luar biasa, seperti: padamnya api yang disembah oleh bangsa Persia, sedangkan api tersebut tak pernah padam sejak seribu tahun, berjatuhannya berhala-berhala, terpancarnya cahaya dari tempat kelahiran Nabi Muhammad hingga ke Bushro yang berada di Syam, dll.

 

Kelahiran dan datangnya Nabi Muhammad saw. telah disebutkan di dalam kitab-kitab terdahulu, seperti: Injil dan Taurat. Hanya saja kebanyakan dari mereka, kaum Yahudi dan Nasrani,  tidak mau mengakui hakikat yang disebutkan dalam kitab mereka, sehingga mereka mengingkari dan memusuhi Nabi Muhammad saw. Dalam Qur’an sendiri Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

 

(وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ)

 

Dan ketika Isa ibnu Maryam bersabda, Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, membenarkan apa yang ada di hadapanku dari Taurat serta memberikan kabar gembira dengan seorang rasul yang datang setelahku, dia bernama Ahmad.QS. as-Shaff: 6.

 

Nabi Muhammad saw. pun lahir dalam keadaan telah terkhitan, bersujud dan menengadah wajahnya ke langit seraya memberikan isyarat dengan jari telunjuknya layak seseorang yang sedang tasyahud. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Saad dengan sanad yang baik, dari Abi Umamah radhiyallahu anhu, aku bertanya, Wahai Rasulullah, apa awal mula keberadaanmu (kelahiranmu)?Beliau menjawab, Doa Nabi Ibrahim, kabar gembira Nabi Isa Ibnu Maryam, dan Ibuku melihat cahaya yang terpancar dari dalam dirinya (ketika melahirkan Nabi) yang menyinari istana-istana Syam.

 

Hal-hal yang luar biasa tadi, membuat seorang muslim bertambah yakin bahwa Nabi Muhammad saw. merupakan makhluk yang paling sempurna, kekasih Allah, dan menambah kecintaan kita kepadanya. Bahkan sejak sebelum beliau belum lahir di dunia ini, namanya telah dikenal oleh penduduk langit. Nama Nabi Muhammad saw. termaktub di pilar-pilar Surga dengan nama Allah Swt. Derajat Nabi Muhammad melebihi semua makhluk. Julukan Habibullah(Kekasih Allah) melebihi Khalilullahyang merupakan julukan Nabi Ibrahim.

 

Sekelumit dari peristiwa-peristiwa yang terjadi ketika hari kelahiran Nabi Muhammad saw. ini merupakan pembuka agar kita lebih rajin lagi menelaah sirah Nabi, semakin semangat tuk membaca Maulid Nabi, dan lebih memperbanyak lagi shalawat kepadanya. Karena semua itu merupakan bukti akan rasa cinta dan syukur kita kepada Rasulullah saw. Berkatnya, umat ini menjadi umat yang paling mulia. Meskipun umur mereka pendek-pendek ketimbang umat-umat terdahulu, namun pahala umat Nabi Muhammad saw. dapat menandingi pahala umat terdahulu. Semuanya berkat Nabi Muhammad saw.

 

Seorang penyair yang lahir tahun 608 H, pengarang qasidah Burdah yang terkenal itu, Imam al-Bushiri, dalam bait-bait Burdahnya berkata,

 

بُشْرَى لَنَا مَعْشَرَ الإِسْلامِ إِنَّ لَنَا   *   مِنَ العِنَايَةِ رُكْناً غَيْرَ مُنْهَدِمِ

لَمَّا دَعَى اللهُ دَاعِينَا لِطَاعَتِه   *   بِأَكْرَمِ الرُّسْلِ كُنَّا أَكْرَمَ الأُمَمِ

 

Kabar gembira bagi kita umat Islam, bahwa kita memiliki pilar yang takkan roboh berkat pertolongan Allah

Ketika Allah mengajak kita untuk menaatinya, berkat Rasul yang paling mulia, kita menjadi umat yang paling mulia

 

 

KH. Nur Hasanuddin pernah dawuh, Cinta Buta kepada Nabi Muhammad saw. tak masalah. Namun cinta melek(tak buta) saja kepada seorang perempuan tanpa ada ikatan syariat itu bermasalah.Juga  orang yang bershalawat tak pernah rugi. Bagaimanapun keadaannya, bagaimanapun niatnya, shalawatnya pasti diterima. Tak heran bila mana salah satu ulamapernah berkata, Satu-satunya ibadah yang tak membutuhkan keseriusan atau kekhusyukan adalah bershalawat. Karena meskipun dia bershalawat dengan tak ikhlas, dia tetap diberi pahala.Namun, tetap saja, apakah pantas kita bershalawat dengan niat yang tak benar, dengan riyaatau tak ikhlas?

 

Oleh karena itu, disebutkan dalam syair,

 

أَدِمِ الصَّلَاةَ على الحَبِيْبِ مُحَمَّدِ   *   فَقَبُوْلُهَا حَتْماً بِغَيْرِ تَرَدُّدِ

أَعْمَالُنَا بَيْنَ القَبُوْلِ وَرَدِّهَا   *   إِلَّا الصَّلاَةَ عَلى النَبِي مُحَمَّدِ

 

Terus-meneruslah bershalawat pada Sang Kekasih, Muhammad, pasti shalawat itu diterima tanpa ragu

Amal perbuatan kita yang lain masih di ambang terima atau ditolak, kecuali bershalawat kepada Nabi Muhammad shallalhu alaihi wasallam

 

Orang yang bershalawat satu kali, Allah membalasnya dengan berkali lipat. Dalam hadis, Rasulullah saw. bersabda,

 

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ بِهَا عَلَيْهِ عَشْرًا. رواه البيهقي.

 

Barang siapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.HR. Baihaqi. Makna shalawat Allah adalah Allah merahmatinya.

 

Disebutkan dalam hadis yang lain,

 

عَنْ أَبِي طَلْحَةَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: أَصْبَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا طَيِّبَ النَّفْسِ يُرَى فِي وَجْهِهِ الْبِشْرُ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَصْبَحْتَ الْيَوْمَ طَيِّبَ النَّفْسِ يُرَى فِي وَجْهِكَ الْبِشْرُ قَالَ: أَجَلْ أَتَانِي آتٍ مِنْ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فَقَالَ مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مِنْ أُمَّتِكَ صَلَاةً كَتَبَ اللَّهُ لَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ وَمَحَا عَنْهُ عَشْرَ سَيِّئَاتٍ وَرَفَعَ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ وَرَدَّ عَلَيْهِ مِثْلَهَا. رواه أحمد.

 

Dari Sahabat Abu Thalhah al-Anshori, dia berkata, Suatu hari Rasulullah saw. terlihat baik keadaannya, wajahnya tampak berseri. Para sahabat pun bertanya, Wahai Rasulullah, pagi ini engkau terlihat baik keadaannya, wajah engkau tampak berseri.Beliau menjawab, Benar. Seorang utusan Allah datang kepadaku lantas ia berkata, Siapa saja yang bershalawat dengan satu shalawat kepadamu dari umatmu, maka Allah akan membalasnya dengan sepuluh kebaikan, dihapus sepuluh kesalahan, dan diangkat sepuluh derajat serta Allah membalasnya sama seperti shalawatnya.HR. Ahmad.

 

Bahkan, siapa saja yang mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad, maka beliau sendiri yang akan menjawab salam tersebut. Rasulullah saw. bersabda,

 

مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلَّا رَدَّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ. رواه أبو داود.

 

Tidaklah seorang pun mengucapkan salam kepadaku, kecuali Allah mengembalikan ruhku agar aku menjawab salamnya.HR. Abu Dawud. Sedangkan lafadz salam itu maknanya adalah doa agar diberikan keselamatan. Maka secara tidak langsung Rasulullah saw. mendoakan keselamatan bagi siapa saja yang mengucapkan salam kepadanya. Bukankah doanya Nabi itu mustajab?

 

Al-Hasil, memang benar hukum shalawat itu tidak wajib kecuali dalam shalat saja, akan tetapi hukumnya sunah yang sangat dianjurkan, mengingat berapa besarnya karunia Allah yang dicurahkan bagi siapa yang mau bershalawat kepada Nabi-Nya. Pun juga karena di sini, umat Nabi Muhammad saw. sangat membutuhkan shalawat ini, bukan Nabi yang membutuhkan shalawat kita. Karena seberapa banyak seseorang bershalawat kepadanya, sedekat itulah dia dengan Nabi Muhammad saw. nanti di Akhirat. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi dan Ibnu Hibban, Rasulullah saw. bersabda,

 

أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً.

 

Orang yang paling dekat denganku di hari Kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku.

 

Maka bulan maulid, bulan Rabiul Awal merupakan momen yang pas untuk lebih banyak bershalawat dan mengucapkan salam kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw. serta melaksanakan sunah-sunahnya sebagai bukti akan rasa cinta dan syukur kita akan lahir dan diutusnya Nabi Muhammad saw. di muka bumi. Dan peringatan maulid, perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. seperti ini bukan hanya dilakukan pada bulan Rabiul Awal saja. Karena bershalawat, membaca sirah, pujian-pujian untuk Nabi Muhammad saw. yang ada dalam perayaan maulid ini juga dilakukan di selain bulan Rabiul Awal, hanya saja pada bulan Rabiul Awal lebih ditingkatkan lagi.

 

Semoga Allah Swt. memberikan kita taufik dan inayah-Nya agar dapat istiqamah bershalawat dan mengucapkan salam kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw. serta melaksanakan sunah-sunahnya. Rezeki kita dilancarkan sehingga dapat merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. meskipun hanya dengan kesederhanaan. Dan pada akhirnya, kelak kita bersama keluarga dan guru-guru kita, serta orang-orang yang kita cintai dapat dikumpulkan dengan Nabi Muhammad saw. Aamiin.

 

اللهم صل على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم

 

Mukalla, 12 Rabiul Awal 1443 H / 18 Oktober 2021

 

➖➖➖➖➖➖➖➖➖

 

Silakan dishare, semoga bermanfaat. 

 

Rasulullah saw. bersabda:

 

((من دل على خير فله مثل أجر فاعله)) رواه مسلم.

 

"Barang siapa menunjukkan kebaikan, maka ia mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya." HR. Muslim.

 

((بلغوا عني ولو آية)) رواه البخاري.

 

"Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat."  HR. Bukhari.

 

➖➖➖➖➖➖➖➖➖

 


Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search