*Oleh
| Muhammad Ali Fikri*
Mahasiswa
tingkat 4 Fak. Ushuluddin – Universitas Imam Syafi’i, Mukalla, Hadhramaut,
Yaman.
Nafashadhramaut.id | Merayakan
hari ulang tahun merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh kebanyakan
orang. Anak, ayah, ibu, saudara, teman, dan yang lainnya turut memeriahkan
perayaan yang dibilang hampir seluruh masyarakat di dunia mengadakannya. Orang
tua merayakan hari ulang tahun anak-anaknya. Teman, sahabat karib, pun juga
turut merayakan acara tersebut. Dan pastinya Anda pernah merayakan hari ulang
tahun Anda sendiri atau orang lain meskipun sekali?
Tak
heran bila setiap orang yang merayakan hari ulang tahunnya dengan mengadakan
sebuah acara yang terkadang membutuhkan persiapan dan biaya yang banyak.
Menyiapkan kue, makanan, minuman, hiasan, tamu undangan dan lain sebagainya.
Semua orang ingin mengadakan acara ulang tahunnya semeriah dan seindah mungkin.
Minimal hanya dengan menyiapkan kue tar bila ingin mengadakan hari ulang tahun.
Nah,
bicara hari ulang tahun atau hari kelahiran, kini kita sedang berada di bulan
Rabiul Awal. Bulan Rabiul Awal adalah bulan kelahiran Insan yang paling mulia
sejagat raya dari seluruh makhluk. Dialah pemimpin para nabi dan rasul
sekaligus penutupnya. Dialah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Bulan
Rabiul Awal bertepatan hari Senin tanggal dua belas merupakan hari
kelahirannya. Seorang Nabi yang lahir dalam keadaan yatim hingga ditinggal ibu
dan kakeknya yang mengasuhnya semasa kecil, akan tetapi kedudukannya sangat
tinggi dan mulia di sisi tuhannya.
Maka
apabila anak seorang muslim dirayakan hari ulang tahunnya, seorang saudara,
sahabat atau teman juga dirayakan, maka Nabi orang muslim ini lebih pantas dan
dianjurkan untuk merayakan hari ulang tahunnya. Dialah manusia yang lebih
berhak dirayakan ‘hari ulang tahunnya’. Bagaimana tidak, umat muslim sedunia
sangat berhutang budi kepadanya. Nikmat iman dan Islam yang mereka rasakan
adalah berkat Nabi Muhammad saw.
Kemudian,
apakah ada masalah apabila aku merayakan hari ulang tahun Nabiku? Dengan
berdalih bahwa perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad tidak pernah ada pada
zamannya hingga zaman Tabi’in. Lantas mereka meneriakiku bahwa apa yang aku
perbuat merupakan perbuatan yang bid’ah, tak pernah dilakukan Nabi atau ada di
zamannya dan setelahnya.
Ya,
perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. atau biasa disebut maulid seperti
yang sering dilakukan di kebanyakan negara seperti Indonesia dan Yaman yang
berisi pembacaan sirah Nabi, sifat-sifatnya, dan pembacaan syair-syair islami
pujian kepada Nabi dan nasihat-nasihat memang tidak pernah dilakukan di zaman
Nabi. Akan tetapi segala sesuatu yang tidak ada di zaman Nabi tidak berhak dikatakan
bid’ah atau perbuatan yang tidak baik begitu saja. Bukankah isi acara tersebut
merupakan hal-hal yang baik dan tak melanggar syariat?
Namun
dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa Rasulullah saw. merayakan hari
kelahirannya dengan berpuasa.
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ
وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ . رواه مسلم.
“Dan
beliau (Rasulullah) ditanyai alasan puasa hari Senin, maka beliau menjawab,
“Hari itu adalah hari aku dilahirkan dan hari aku diangkat menjadi nabi.” HR.
Muslim.
Adapun
perayaan maulid seperti membaca sirah Nabi, pujian-pujian untuknya dsb. pertama
kali dilakukan oleh seorang khalifah muslimin yang bernama Raja Al-Mudzoffar.
Seorang raja yang hidup pada dinasti Fatimiyah di Mesir. Acara maulid yang ia
adakan dihadiri oleh banyak ulama’ dan ahli Tasawuf.
Imam
Suyuthi pernah suatu kali ditanya akan hukum perayaan hari kelahiran Nabi, maka
beliau menjawab, “Sesungguhnya asal perayaan hari kelahiran Nabi yang merupakan
berkumpulnya orang-orang, membaca ayat suci al-Qur’an, hadis-hadis serta
riwayat yang menjelaskan awal kelahiran Nabi Muhammad saw. dan
keajaiban-kejaiban yang terjadi pada hari kelahirannya, kemudian diakhiri
dengan suguhan hidangan hingga selesai tanpa ada tambahan atas itu semua (dari
hal-hal yang dilarang) adalah termasuk dari bid’ah hasanah (bid’ah yang
terpuji) yang mana orang yang mengadakan diberikan pahala oleh Allah , karena
di dalamnya ada memuliakan Nabi Muhammad saw. dan menampakkan rasa bahagia
dengan kelahiran beliau.”
Pengungkapan
rasa syukur seperti ini memang dibolehkan. Bahkan dulu saja, pada zaman Nabi,
ketika beliau mendapati kaum Yahudi berpuasa Asyura untuk bersyukur kepada
Allah karena telah menyelamatkan Nabi Musa a.s. dan umatnya dari kejaran Fir’aun,
Nabi Muhammad bersabda, “Kami lebih berhak daripada kalian.” Lantas beliau
menyuruh para sahabatnya untuk berpuasa Asyura.
Al-Hasil,
apa yang dilakukan kebanyakan umat Islam ini dengan mengadakan maulid Nabi
Muhammad saw. demi rasa syukur mereka kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
karunia-Nya dengan lahir dan diutusnya Nabi yang mulia ini. Maka ‘kami lebih
berhak’ merayakan hari ulang tahunnya daripada mereka yang merayakan hari ulang
tahun anak, saudara atau temannya.
Sayyidi
Syekh Dr. Muhammad bin Ali Ba’athiyah, Rektor Universitas Imam Syafi’i, pernah
berkata, “Termasuk keringnya hati adalah ketika seseorang memasuki bulan Rabiul
Awal, akan tetapi tidak merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad saw. sedangkan
ia merayakan kelahirannya sendiri atau anaknya.”
Maka
bulan maulid, bulan Rabiul Awal adalah momen yang pas bagi setiap individu
untuk berlomba-lomba dalam merayakan dan bersyukur atas kelahiran Nabi Muhammad
saw. Bahkan, di beberapa tempat, mereka mengadakan ‘safari maulid’ setiap
malamnya dan setiap harinya guna mengekspresikan rasa cinta dan syukur mereka
kepada Allah atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Juga tak jarang dalam sehari
diadakan acara maulid di tempat yang berbeda.
Dengan
ini, semoga kita senantiasa diberikan taufik dan hidayah Allah Swt. untuk
melakukan amal kebaikan. Dan disanggupkan untuk merayakan hari ulang tahun Nabi
Muhammad saw. meskipun hanya bersama dengan keluarga kecil kita. Juga diberikan
istiqamah dalam takwa dan beribadah serta bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Karena kita sangat membutuhkan pahala shalawat itu untuk bekal dan tolok ukur
akan kedekatan kita dengan Nabi Muhammad saw. kelak di hari kiamat.
اللهم صل على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم
Jumat,
8 Rabiul Awal 1443 / 15 Oktober 2021
Posting Komentar