*Oleh | Sibt Umar*
Nafashadhramaut.id | Kumpulan syiir dan qasidah yang digubah oleh al-Habib
Abdullah bin 'Alawy al-Haddad sungguh tersimpan di dalamnya sejuta manfaat,
khasiat ataupun hikmah, serta mengandung untaian mutiara nasehat dan pesan bagi
setiap pendengar maupun pembacanya.
Qosidah dan syair yang melunakkan hati pendengarnya,
serta memecahkan kerasnya ego dan amarah pembacanya. 'ad-Durr al-Mandhum li
Dzawy al-'Uqul wa al-Fuhum' merupakan nama kitab yang menghimpun beberapa
gubahan syiir dan qasidah karangan al-Habib 'Abdullah al-Haddad.
Kitab atau Diwan (kumpulan syair) yang bermakna; 'Untaian
Mutiara Bagi Orang Yang Berakal Jernih Dan Berfaham Lurus' ini menyimpan seluruh luapan hati, ilham,
serta petunjuk langit dari penggubahnya yang telah mencapai tingkatan yang
tinggi dalam ranah kewalian. Suatu tingkatan berupa; 'al-Quthbiyyah (Penghulu
Para Wali).'
Serta terkandung di dalam setiap bait-bait syairnya;
kumpulan hikmah dan untaian faedah dari berbagai fan-ilmu, semisal; Aqidah,
tasawuf, hikayat, dan nasihat-nasihat.
Penggubah syair ini pun mengakui akan kevalidan ungkapan
tersebut, dalam salah satu cetusnya,
إن في كلامنا المنظوم علوماً لا توجد في غيره من الكتب، ومن
كان عنده كفاه
"Sungguh terkandung dalam qasidah dan syair kami
berbagai macam ilmu dan hikmah yang tak ditemukan dalam kitab-kitab lainnya,
maka cukuplah bagi orang yang telah memilikinya."
Kitab yang berisi 150 qasidah dan gubahan syiir yang terdiri dari berbagai
macam 'bahr' (ketukan; sebuah istilah dalam ilmu 'Arudh' bermaksud ketukan atau
not dalam syiir).
Kitab atau diwan dari al-Habib 'Abdullah al-Haddad ini
tergolong dari salah-satu diwan syiir yang memuat semua jenis 'bahr' (istilah
dalam ilmu 'Arudh') yang berjumlah; 15.
Hal ini membuktikan akan kealiman, serta keluasan
kosa-kata dan bahasa dari penggubahnya.
Para ulama 'arifin dan salikin (ulama yang dekat
dengan Allah swt.) pun merasakan pula faedah dan hikmah tersebut ketika
dilantunkan qasidah atau syiir dari al-Habib 'Abdullah al-Haddad.
Salah satunya; al-Habib Muhammad bin 'Abdurrahman
Ba'alawy mengakui bahwa; Ia mendapati ketenangan hati serta ketentraman jiwa
ketika dibacakan di hadapannya 'al-washiyyah al-baiyyah' (salah satu qasidah
dari kitab tersebut). Qasidah yang diawali;
وصيتي لك يا ذا الفضل والأدب # إن شئت أن تسكن السامي من
الرتب
وتـدرك السبق والغايات تبلغها # مهـــنأ وتنــال القصد
والأرب
تقوى الإله الذي ترجى مراحمه # الواحد الأحـــد الكشـاف
للكرب
"Wasiatku bagimu wahai orang-orang mulia serta
beradab, jika kalian ingin mencapai tingkatan yang mulia lagi tinggi,"
"Serta jika kalian ingin pula meraup tujuan dan
segala angan-impianmu, seraya menorehkan segala bentuk pujian dan pengkabulan
keinginanmu,"
"Maka bagi kalian semua; sikap taqwa kepada Dzat
yang didambakan kasih-sayangNya. Dzat maha esa, dan maha tahu akan segala
kesusahan hamba-Nya."
Inilah salah satu contoh dari sekelumit kalam hikmah
yang terwujud dalam bentuk gubahan syiir dari al-Habib 'Abdullah al-Haddad.
Namun, inti-sari dari kumpulan syiir (diwan) tersebut
termuat dalam salah satu qasidah yang bernama; 'an-Nafhah al-'Anbariyyah fi
as-Sa'ah as-Sahariyyah' (Luapan dari relung hati di sepertiga malam).
Al-Habib 'Abdullah al-Haddad mengungkapkan; "Di
dalam qasidah ini terkandung esensi akan makna tauhid (pengesaan kepada Allah
swt.), serta perwujudan atas sifat butuh dan menaruh harapan penuh akan karunia
Allah swt."
Suatu ketika al-Habib 'Abdullah berziarah ke salah
satu desa di lembah Hadramaut, hingga disampaikan kepadanya perihal seorang
lelaki yang mengalami kelumpuhan, namun
ia gemar sekali menyenandungkan syiir gubahannya. Al-Habib 'Abdullah pun
beranjak tuk melihat kondisi dari lelaki tersebut.
Sesampainya di rumah lelaki tersebut, al-Habib
'Abdullah beserta murid-muridnya pun menyenandungkan beberapa bait dari qasidah
ini, yang bermula:
يا رب يا عالم الحال # إليك وجهت الآمال
فامنن علينا بالإقبال # وكن لنا واصلح البال
"Wahai tuhanku Dzat Maha tahu akan segala
keadaan, hanya kepada-Mu lah aku gantungkan seluruh keinginan dan
harapan,"
"Maka cucurkanlah segala karunia-Mu kepada kami,
serta terimalah permintaan kami. Jagalah kami, serta perbaiki hati dan batin
kami."
Sontak, lelaki penderita lumpuh itupun kaget bercampur
rasa bahagia atas kedatangan al-Habib 'Abdullah al-Haddad yang merupakan
penggubah syiir kesukaannya, tanpa sadar ia pun berdiri seraya beranjak dari
pembaringannya –setelah lama ia tak mampu bangkit darinya, hingga ia
pun mendekati al-Habib 'Abdullah dan meneruskan syiir tersebut:
قد استعنتك ربي # على مـــداواة قلـــبي
وحل عقدة كربي # فانظر إلى الغم ينجال
"Sungguh aku meminta pertolongan dari-Mu duhai
tuhan-Ku, untuk mengobati hatiku (dari berbagai macam penyakit,"
"Serta lepaskanlah segala ikatan permasalahan
yang menjeratku, dan hilangkanlah kesumpekan yang menderaku."
Atas berkat dan karunia Allah swt. yang tersemat dalam
kumpulan bait dari qasidah ini; 'an-Nafhah al-'Anbariyyah fi as-Sa'ah
as-Sahariyyah' sang lelaki yang lumpuh
pun berhasil bangkit dari pembaringannya.
Berlanjut tuk mengupas rahasia serta beberapa faedah
dari salah satu qasidah yang termuat dalam kitab ini. Yaps, qosidah yang
masyhur dan sering dijadikan back-song video-video islami. Maka, tak ayal
banyak dari kita sering mendengarkannya baik di majelis ta'lim maupun di
tempat-tempat lain. Qosidah yang berbunyi:
قد كفاني علم ربي # من سؤالي واختياري
فدعـــائي وابـتهالي # شاهـــــد لي بافتقاري
"Telah mencukupiku 'ilmu (maha tahu) tuhanku,
dari segala permintaan, harapan dan keinginanku,"
"Maka biarlah panjatan doa seraya tersungkur dan
sungguh-sungguh ini, menjadi bukti atas kebutuhanku (atas karunia tuhan)."
Al-Habib 'Abdullah bin 'Alawy al-Haddad menyatakan
bahwa qasidah ini sangatlah mujarab untuk mengatasi segala masalah, atau
problematika yang menjerat setiap manusia, serta melapangkan rizki, dan
mempercepat terkabulnya hajat. Beliau mengungkapkan hal tersebut dalam
tuturnya,
ما واظب صادق على قراءة هذه القصيدة عند وقوعه في شدة
إلا ويدركه الله بإغاثة، وأنها في جلب الحاجة فقضيت على أحسن الوجوه
"Tidaklah seorang yang berhati tulus membaca
qasidah tersebut ketika dalam keadaan terkekang atau tertekan segala macam
masalah –melainkan Allah swt. akan menurunkan pertolongan
kepadanya, serta akan terkabul seluruh hajat dan kebutuhannya sesuai dengan
keinginannya."
Perbanyaklah mendengar nasihat, serta kata-kata
mutiara dari ulama salaf (terdahulu), guna meraih ketentraman hati serta
ketenangan jiwa.
Terlebih-lebih mutiara kalam dan nasihat ulama dari
kalangan ahlu-bait (anak turun Rasulullah) yang tersemat di dalamnya cahaya
kenabian (nubuwwah) yang akan menjadi pelita bagi hati yang gelap sebab tabir
kemaksiatan.
Semoga Allah swt. melunakkan hati kita, hingga mampu
mengambil ibrah dan berintrospeksi-diri setelah mendengar setiap
nasihat-nasihat yang terlontar. Walahu a'lam bis showab.
Referensi:
• Ad-Durrul
al-Mandzhum li Dzawy al-'Uqul wa al-Fuhum, karya; al-Habib 'Abdullah bin 'Alawy
al-Haddad.
• Ghoyat al-Qasd
wa al-Murad fi Manaqibi Syaikh al-'Ibad wal Bilad: al-Habib Abdullah al-Haddad,
karya; al-Habib Muhammad bin Zain bin Sumaith.
Posting Komentar