Minggu, 19 Februari 2023

“Buya Yahya Hadiri Majelis Rauhah Jum’at Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba’athiyah” Oleh: Gilang Fazlur Rahman (Mahasiswa Tingkat Tiga, Fakultas Ushuluddin, Universitas Imam Syafi’i)




Mukalla (17/02), Nafas Hadhramaut - Tepatnya pada hari Jum’at siang, pasca selesainya solat Jum’at di Masjid Universitas Imam Syafi’i,  Prof. Dr. KH Yahya Zainul Ma’arif, Lc., M.A., Ph.D., atau yang lebih akrab disapa dengan Buya Yahya menghadiri Majelis Rauhah Jum’at yang diadakan setiap satu pekan sekali setelah selesai solat Jum’at di kediaman Rektor Universitas Imam Syafi’i, Al-‘Alim Al-‘Allamah Al-Faqih Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba’athiyah. Majelis Rauhah ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa dan dosen Univ. Imam Syafi’i.

 

Buya Yahya merupakan pendiri serta pengasuh Majelis dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Beliau terkenal dengan akhlaq dan sopan santunnya. Beliau memiliki Majelis dan Pesantren yang sudah tersebar di seluruh kota-kota besar Indonesia bahkan ada Majelis Beliau yang berada di luar negeri seperti di Malaysia, Singapura, Korea, dan Hongkong. Selain itu, Beliau juga memiliki sarana dakwah melalui media, seperti Al-Bahjah TV dan stasiun radio. Saat ini, murid-murid Beliau banyak yang sedang belajar di luar negeri, salah satunya di Universitas Imam Syafi’i Hadhramaut, Yaman. Jumlah murid Beliau saat ini yang sedang belajar di Universitas Imam Syafi’i berjumlah kurag lebih 30 orang.

 

Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba’athiyah mengawali Majelis tersebut dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt. dan bersholawat kepada Rasulullah saw., setelah itu beliau menjelaskan sedikit tentang makna Rauhah dan menyebutkan beberapa kitab yang biasanya dikaji pada Majelis tersebut, diantaranya adalah adalah:

 

1.    1.  Kitab Hadis Sunan Abi Daud karya Imam Abi Daud.

2.     2. Kitab Tasir Bagowi karya Imam Abi Muhammad Hasan bin Mas’ud Al-Bagowi.

3.  3. Kitab Goyatul Muna Syarh Safinatunnaja (Fiqih) karya Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba’athiyah.

4.   4.   Kitab Ihya Ulumuddin (Tasawuf) karya Imam Ghozali.

5.    5.  Kitab Jawahirul Aqdain (Akhlaq) karya Imam As-Syamhudi.

 

Setelah itu Sayyidi Syeikh mempersilahkan kepada Buya Yahya untuk berceramah. Beliau mengawali dengan  mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt. dan bersholawat kepada Rasulullah saw., lalu menyampaikan ceramah tentang keutamaan Isra’ Mi’raj serta hubungan antara seorang guru dan murid. Paling tidak ada 5 poin penting yang bisa kita ambil dari Buya Yahya dalam ceramahnya ini:

 

1.    1.  Peristiwa Isra’ Mi’raj mengajarkan kita semua bahwa, pendidikan (tarbiyah) itu sangat penting sekali.

 

2.  2. Pada peristiwa Isra’ Mi’raj ada dua pemuda yang bernama Abu Jahal dan Abu Bakar. Abu Jahal mengenal Nabi Muhammad saw. sejak Nabi masih kecil dan dia percaya semua perkataan Nabi Muhammad, karena Nabi Muhammad tidak pernah berbohong, akan tetapi ia tidak beriman kepada Beliau, karena di dalam hatinya tidak  rasa cinta. Sedangkan Abu Bakar, beliau percaya kepada Nabi Muhammad saw. karena beliau memiliki rasa cinta.

 

3.   3. Salah satu orang yang paling rajin menghadiri pengajian baginada Rasulullah saw. adalah Abu Jahal, akan tetapi tidak ada satupun faidah yang ia dapatkan karena di dalam hatinya tidak ada rasa cinta.

 

4.  4. Seorang murid yang memiliki rasa cinta kepada gurunya akan mendapatkan banyak faidah dari gurunya, begitupun sebaliknya.

 

5.   5. Walaupun kita hidup di zaman Rasulullah, akan tetapi kita tidak memiliki rasa cinta kepadanya dan tidak beradab maka semua itu tidak berarti. Begitupun dengan kita saat ini, jika kita ingin mendapatkan banyak faidah dan keberkahan dari guru kita, maka kita harus mencintainya dan harus beradab kepadanya.

 

 

Kemudian setelah Buya Yahya berceramah, Sayyidi Syeikh pun menambahkan beberapa faidah yang dapat kita ambil diantaranya:

1.   1.   Sesuatu yang istimewa itu bukan gurumu berada di hatimu, tetapi kamu berada di hati gurumu.

 

2.  2.  Jika kita memilki guru, namun kita tidak memiliki ikatan cinta dengannya dan tidak beradab maka ilmu kita tidak akan bermanfaat kelak nanati walaupun ia pintar, begitupun sebaliknya.

 

3.     3. Sebaik-baiknya perkataan adalah perkataan yang sederhana namun memiliki banyak makna.

 

Setelah itu Sayyidi Syeikh mempersilahkan kepada seluruh mahasiswa dan dosen untuk bersalaman dengan Buya Yahya. “Alhamdulillah saya sangat bahagia dengan kehadiran Buya Yahya, semoga Allah swt. selalu memberikan kesehatan, kemudahan serta keberkahan kepadanya dan keluarga.” Pungkas salah satu muridnya. Acara ini ditutup dengan doa. [GFR]

===============

Penulis: @gilang_fazlur_rahman

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut

Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search