Kamis, 23 Februari 2023

“Islam Dan Monopoli Perekonomian Modern” Oleh: Tiyar Firdaus (Alumni Angkatan ke-5, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Syafi’i)



Ketika kita menemukan kehidupan faqir miskin yang tak pernah maju, dan kehidupan orang kaya yang permanen tanpa ada surut, menandakan bahwa ada monopoli dalam perekonomian, dimana kekayaan hanya beredar diantara sekolompok orang kaya saja.

 

Ada sebuah sistem perekonomian yang tidak sehat, konsep moneter yang jahat, sehingga kehidupan nyaman hanya di nikmati oleh sang pemegang modal. Kondisi ini hampir sama dengan kondisi ekonomi pada masa jahiliyyah, namun dengan kedatangan Islam mampu merubah konsep monopoli ekonomi jahiliyyah.

 

Untuk mengurangi tingkat kemiskinan, Islam mensyariatkan zakat yang di ambil dari setiap pemegang modal dan pemilik kekayaan, hasil dari zakat itu lalu di alokasikan buat fakir miskin dengan memenuhi kebutuhan hidupnya, juga memberikan bantuan untuk membuka usaha sebagai income pendapatan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Islam juga mensyariatkan shodaqoh, hibah, qhord/ hutang piutang tanpa ada bunga, sehingga orang yang strata kehidupannya rendah dapat membangun dan memperbaiki kondisi ekonomi kehidupanya.

 

Dari sekian banyak sang pemegang saham, pemilik modal, pengusaha besar, dan lembaga keuangan, hanya berapa yang masih menzakatkan hartanya? Masih adakah yang peduli dengan hutang piutang tanpa menarik bunga?

 

Kita hidup di zaman penuh dengan kegelapan yang semu, kerusakan terjadi tanpa mengenal tempat dan aspek kehidupan; agama, sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan lainya. Inilah yang di isyaratkan oleh Nabi Muhammad Saw. dalam sabdanya:

((إن بين يدي الساعة فتنا كقطع الليل المظلم)) رواه أبو داود

Artinya: (Sesungguhnya di antara tanda kiamat terdapat fitnah seperti potongan malam gelap gulita)

 

Segi moneter dan ekonomi; Kita bisa lihat kebanyakan orang menghabiskan hidupnya untuk bekerja siang- malam, kerja kerasnya hanya di bayar dua lembar kertas yang bertuliskan 100$, itulah gaji pekerja UMR pada umunya setiap daerah di tanah air. Sebagian besar rela merusak imanya, meninggalkan sholat, membuka auratnya sebab aturan perusahaan, demi uang kertas.

 

Para elite penguasa dunia mampu mempekerjakan seluruh penduduk bumi dengan bermodal kertas dan tinta yang bertuliskan angka, mampu mengontrol dunia dan menguasai perekonomian internasional. Sekarang mereka mencetak uang tanpa meninjau cadangan emas yang ada sebagai jaminan, di tambah dengan berdirinya Bank Sentral di setiap negara oleh segelintir bankir internasional seperti Rockefeller, Morgan's, warburgs, dan Rothschild, untuk mengatur suku bunga dan mengalirnya uang kertas yang beredar, bebas dari aturan pemerintah negara, dan itu akan sangat berdampak sekali terhadap laju dan perputaran ekonomi.

 

Negara industri kita yang besar di kontrol penuh oleh sistem pinjaman bank sentral, terutama hutang terhadap IRS (Internal Revenue Service) yang merupakan sebuah badan milik IMF (International Monetary Fund) yang di kendalikan PBB. Oleh karnanya pertumbuhan negara maupun ekonomi masyarakat berada pada kontrol segelintir penguasa bankir, sehingga kita bangsa yang paling di kuasai, bukan lagi bangsa dengan kebebasan berpendapat dan kekuatan mayoritas, melainkan sebuah bangsa yang dibentuk oleh pemaksaan dan hasrat kelompok kecil.

 

Segi pendidikan: kita memasuki era dimana akreditasi tidak menjamin mutu, gelar tidak menjamin kompetensi, lulusan tidak menjamin kesiapan berkarya dan berperan. Meskipun demikian, banyak orang masuk ke sebuah lembaga pendidikan dengan tujuan selembar ijazah dan mendapatkan pekerjaan yang layak, menjadi pekerja PNS hingga mendapat tunjangan dari pemerintah, pada akhirnya pendidikan tidak menjadikan dirinya merdeka, malah masih jadi buruh perusahaan asing. Ilmu yang kedudukanya tinggi dan mampu mengangkat martabat dan harga diri seseorang ketika ilmu itu di taruh pada tempatnya, kini hanya seharga selembar kertas ijazah dan lembaran uang kertas.

 

Lembaga pendidkan Islam yang seharusnya mampu mendidik pribadi setiap manusia menjadi kepribadian yang berilmu dan kokoh dengan prinsip Islam, punya integritas jiwa dan kesholehan spritual, namun kini lembaga itu mengarahkan pelajar untuk mencapai nilai, selember kertas izajah dan pekerjaan, juga memisahkan konsep ilmu dan akhlaq. 

 

Jika prilaku manusia sudah keluar dari jalur yang di gariskan oleh Allah Swt. maka berujung pada kedzholiman dan kerusakan, kerusakan yang di maksud disini bukan berarti manusia binasa, namun kerusakan dalam artian manusia akan berprilaku dan berkehidupan sebagaimana hewan, sebab berawal dari mindset yang salah, dan konsep serta sistem kehidupan yang melawan arus aturan Allah yang sudah sesuai kadar segala aspek kehidupan yang membawa kemaslahatan dan kebahagian dunia akhirat, inilah makna tersirat dari sabda Rasulullah Saw.:

((إن الله أعطى كل ذي حق حقه))  رواه أبو داود

Artinya: (Sesungguhnya Allah memberi pemilik hak sesuai haknya)

 

Kita hidup dizaman yang tidak sesuai prosedur Allah, bahkan sebagian besar menyeru untuk memisahkan agama dari ranah kehidupan, sedangkan Iman yang semakin menipis, cinta dunia yang semakin menebal, setiap orang hanya mempedulikan kemaslahatan dirinya, maka kebijakan yang harus di ambil adalah petunjuk baginda Nabi Muhammad Saw.

((عليك بخويصة نفسك))

Artinya: (Kamu harus memperhatikan dirimu)

 

Dalam artian, setiap individu manusia harus lebih memperhatikan dirinya, keluarganya, sanak kerabatnya, agar kehidupan dunianya terarah dan agamanya terjaga, karna kita hidup di era fitnah akhir zaman, membutuhkan cahaya iman dan ilmu serta wawasan. [Wallahu A'lam]

 

===============

Penulis: @tiyar_firdaus

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search