Selasa, 14 Februari 2023

“Jama’ah Umroh Buya Yahya Memantau Fasilitas dan kegiatan Belajar Mengajar Universitas Imam Syafi’i Hadhramaut Yaman” Oleh: Abdul Aziz Abdullah (Mahasiswa Tingkat Tiga, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Syafi’i)



Mukalla (13/02), Nafas Hadhramaut - Tepatnya pada hari Senin pagi Buya Yahya dan jama’ah umrohnya kembali mengunjungi Universitas Imam Syafi’i guna melihat tempat serta aktivitas kegiatan belajar mengajar para mahasiswa.

 

Perlu diketahui Universitas Imam Syafi’i menerapkan peraturan pondok pesantren yang membatasi para pelajar untuk keluar wilayah Universitas dan menggunakan barang elektronik. Kampus ini terletak di pesisir pantai kota Mukalla, Jl. Nurul Huda, Ibnu Sina, Mukalla, Hadhramaut. Seluruh mahasiswa berjumlah 174 orang. Mayoritas santri berasal dari Indonesia. Di antaranya berasal dari Pondok Pesantren Al-Bahjah. Selain bersilaturahmi Buya Yahya juga ingin melihat anak didik beliau yang umumnya belajar di Universitas Imam Syafi’i.

 

Hingga saat ini, minat para pelajar Indonesia untuk meneruskan pendidikannya di Universitas Imam Syafi’i terus meningkat, sehingga Sayyidi Syeikh harus membangun sebuah gedung yang berukuran besar  guna menampung para mahasiswa yang semakin bertambah banyak. Selain itu, Saayidi Syeikh juga sedang membangun gedung untuk pelajar madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah.

 

Tempat pertama yang dilihat Buya Yahya dan jama’ah umrohnya adalah gedung baru, Kemudian semuanya memasuki audiotorium, perpustakaan, masjid, Asrama dan tempat-tempat lainya.

 

Sebelum sholat dzuhur Buya Yahya dan jama’ah umroh memasuki ruangan khusus Sayyidi Syeikh. Di dalamnya para jama’ah mendapat siraman rohani berupa mau’izhoh hasanah yang disampaikan langsung oleh Sayyidi Syeikh.

 

Salah satu jama’ah pun diberi kesempatan untuk bertanya, “Sayyidi, kami minta bimbingan dan nasehat terhadap zaman yang penuh dengan pencitraan, dalam artian, yang hak dan batil, yang ikhlas dan riya tipis bedanya. Semuanya abu-abu. Terkhusus setelah menyebarnya teknologi sosial yang kian canggih ini, maka kiat-kiat apa yang bisa kami pegang agar mampu mencapai kualitas ibadah seperti orang-orang terdahulu?”

 

Kesimpulannya beliau mengatakan bahwa kita perlu lebih berhati-hati dalam menggunakan sosial media. Karena hal itu memiliki pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang dahulu jika berjalan melintasi suatu tempat ternyata di depannya terdapat pasar, ia rela mengambil jalan lain walau pun lebih jauh, karena menghindari dari kata-kata buruk yang ada di pasar.

 

Sebelum internet ini tersebar sedemikian rupa Habib Husein bin Ahmad Al-Kaff pernah berkata, “Aku takut jika pendidikan Nasrani akan memasuki rumah-rumah umat muslim melalui jendela rumah mereka.”

 

Hal ini terbukti. Kini ideologi mereka dengan mudah masuk ke rumah-rrumah kita hanya dengan melalui handphone yang kita pegang sekarang. Maka orang tua harus lebih perhatian dengan anak-anaknya. Pastinya dengan memperbaiki akhlak mereka terlebih dahulu. Karena ia akan menjadi contoh bagi anak-anaknya.

 

Buya Yahya pun mengatakan bahwa Universitas ini adalah salah satu cara untuk membentengi anak-anak kita. Karena walau pun lembaga ini berupa Universitas ia juga tetap mempertahankan nilai-nilai ke-pesantrenan. Yakni, kegiatan belajar mengajar serba ketat, keluar kampus dan penggunaan alat elektronik sangat terbatas. Namun, disis lain Universitas ini juga sangat memperhatikan adab para mahasiswanya, karena itu adalah hal yang paling utama.

 

Sebelum acara berakhir, Sayyidi Syeikh memberikan kesempatan sangat mulia untuk para hadirin, beliau mengabarkan bahwa telah diberikan amanah untuk menyimpan rambut Rasulullah saw., maka pada kesempatan itu pula para jama’ah dipersilahkan untuk mencium rambut Rasulullah saw.

 

Lantunan Qasidah ‘Tola’al Badru’ terdengar merdu. Penciuman itu pun dimulai dari Sayyidi Syeikh kemudian Habib Ali bin Abdillah Al-Hamid, Buya Yahya dan para hadirin. Suara tangis pun memecah. Rasa rindu tak bisa membohongi mata. Isakan tangis dan cucuran air mata adalah bukti rasa cinta tersebut.

 

Usai mencium rambut para jama’ah menyediakan banyak botol air dengan tutup terbuka, agar didoakan oleh Sayyidi Syeikh Muhammad bin Ali Ba’atiyah dan Al-Munshib Al-Habib Ali bin Abdillah Al-Hamid.

 

Acara ini ditutup dengan doa. Buya Yahya dan para jama’ah bersalaman serta pamit untuk berpindah silaturahmi ke kediaman Habib Abdullah Baharun selaku rektor Universitas Al-Ahgaff tempat Buya Yahya belajar dahulu. (AAA)

 

===============

Penulis: @adoeel_19

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut

Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search