Jumat, 17 Februari 2023

“Kisah Sayyidina Abu Bakar Hingga Mendapat Julukan As-Shiddiq” Oleh: Faisal Dzikri (Mahasiswa Tingkat Empat, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Syafi’i)



 

Sebelum memasuki pembahasan mengenai sepenggal kisah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw dan tentang awal mula terlahirnya julukan As-Shiddiq, perlu kita ketahui bahwa peristiwa isra' dan mi'raj memiliki banyak hikmah di dalamnya.

 

Secara ringkas, peristiwa tersebut adalah mukjizat bagi Nabi Muhammad Saw, beliau melakukannya dengan jasad-Nya yang mulia dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis, dengan Buraq, ditemani oleh malaikat Jibril, lantas singgah di sana. Hingga beliau menjadi imam shalat para Nabiyullah di Baitul Maqdis.

 

Berkenaan sebab Sayyidina Abu Bakar mendapat julukan As-Shiddiq, bermula dari kisah peristiwa isra' dan mi'raj yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Tak disangka, salah satu hikmah yang lahir dari peristiwa tersebut ialah membuktikan betapa kuatnya keimananan sosok dari Abu Bakar as.

 

Selepas berlangsungnya kejadian isra' dan mi'raj, keesokan paginya Rasulullah Saw menceritakan kepada orang sekitarnya apa yang beliau alami. Sontak kaum musyrik Makkah mengingkari-Nya, menganggap bahwa Muhammad telah mengada-ngada dan tak waras, bahkan di antara mereka ada pula yang mengolok-ngolok sambil menentang pernyataan Rasulullah Saw.

 

Berita ini tersiar ke berbagai pelosok bangsa Arab, dan hanya segelintir orang saja yang meyakini bahwa Nabi telah melakukan perjalan isra' dan mi'raj. Tak heran, apabila peristiwa ini membuat mereka yang baru memeluk Islam kembali murtad karena keimanannya yang lemah.

 

Sebagian dari mereka berkata, "Demi Allah, ini adalah sesuatu yang sangat ganjal. Kenapa tidak?! Rombongan musafir saja memerlukan jarak tempuh selama sebulan untuk pergi dari Makkah ke Syam, bagaimana mungkin Muhammad pergi ke sana lalu pulang ke Makkah hanya dalam waktu semalam?"

 

Lalu mereka mendatangi Abu Bakar, seraya berkata, "Coba toleh sahabatmu, wahai Abu Bakar? Ia mengklaim dirinya pergi ke Baitul Maqdis dan shalat di sana pada malam ini, kemudian pulang ke Makkah sebelum fajar terbit!"

 

Abu Bakar berkata kepada mereka: "Apakah kalian menngingkari apa yang Ia katakan?" Mereka menjawab: "Ya, benar! Kami tak percaya sedikitpun."

 

Abu Bakar berkata: "Demi Allah, jika itu yang ia ucapkan, pasti Ia berkata benar. Apa ada yang janggal bagi kalian? Demi Allah, sesungguhnya Ia berkata kepadaku bahwa ia berpindah dari langit ke bumi hanya dalam waktu sesaat pada waktu malam atau sesaat pada waktu siang dan aku mempercayainya. Jadi inilah puncak keheranan kalian?"

 

Setelah itu, Abu Bakar pergi menemui Rasulullah Saw dan bertanya langsung kepada-Nya, "Wahai Nabi Allah, benarkah engkau telah bercerita kepada manusia, bahwa pada malam ini engkau pergi ke Baitul Maqdis?"

 

Rasulullah Saw menjawab: "Ya, benar." Seketika Abu Bakar pun membenarkan apa yang diucapkan oleh Rasulullah Saw tanpa keraguan.

 

Di antara mereka yang mendsutakan mukjizat Nabi ialah Abu Lahab, Muth'im bin Adiy dll. Bahkan, ingkar dengan apa yang Nabi ucapkan, Muth'im bin Adiy berkata, "Saya meyakini bahwa apa yang kamu beritakan ini adalah dusta, kami sering melakukan perjalanan ke Baitul Maqdis, bila pernyataan-Mu itu benar, beritahulah ciri-ciri Baitul Maqdis kepada kami! Demi Latta dan Uzza, kami tak mempercayaimu."

 

Lantas Abu Bakar menjawab, "Wahai Muth'im, celakalah dirimu atas apa yang kau ucapkan, kamu telah mendustakan apa yang Ia katakan. Sungguh, aku amat yakin bahwa dia adalah orang yang jujur."

 

Hiruk piruk pertikaian bangsa Arab semakin menjadi-jadi, mereka meminta Nabi untuk membuktikan kebenaran ucapan-Nya dengan menanyai ciri-ciri Baitul Maqdis. Tanpa diduga, Nabi menerangkan secara detail mengenai itu, tanpa kekeliruan sedikitpun. Padahal, sesampainya beliau di sana, tak terpikir sedikit pun untuk memperhatikan setiap sudutnya, menghafal bentuknya, apalagi menghitung pilar-pilarnya.

 

Dalam kitab Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw pernah bersabda, "Saat kaum Quraisy tidak memercayaiku, ketika aku berdiri di Hijir Ismail, Allah memperlihatkan Baitul Maqdis kepadaku sehingga aku bisa menceritakan kepada mereka tentang pilar-pilarnya dengan gambaran yang jelas."

 

Dalam riwayat lain kaum musyrik pernah bertanya kepada Abu Bakar, "Wahai Abu Bakar, Apakah kamu membenarkan bila Muhammad pergi satu malam ke Baitul Maqdis dan kembali tepat sebelum fajar?"

 

Abu Bakar menjawab, “Jika memang beliau mengatakan itu maka beliau berkata benar. Dan, aku sungguh percaya jika beliau menceritakan sesuatu yang lebih heboh daripada itu.”

 

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki menukil riwayat dari Sirah Ibnu Hisyam, tuturnya, asal usul bermulanya Abu Bakar mendapat gelar As-Shiddiq berasal dari peristiwa isra dan mi'raj, karena ia langsung membenarkan kejadian ini, selagi semua orang mendustakannya.

 

Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini, menggambarkan keberanian dan keimanan sosok sahabat kepada Nabi, di saat semua orang malah mengingkarinya. Sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk berpegang teguh kepada keyakinannya, beriktikad kepada semua yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. [Wallahu A'lam]

 

Referensi:

·     Al-Anwar Al-Bahiyyah min Isra' wa Mi'raj Khairul Bariyyah, karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki.

·     Ar-Rahiq Al-Makhtoum, karya Syaikh Shayyifurrahman Al-Mubarakfuri.

·     Fiqh Sirah, karya Syaikh Dr. Said Ramadhan Bouhti.

·     Sirah Nabawiyyah, karya Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Bashri.

·     Sirah Nabi Muhammad Saw, karya Syaikh Ismail bin Umar bin Katsir.

 

===============

Penulis: @ibnu_zamsy

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layoutor: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut Website | www.nafashadhramaut.id

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search