Kamis, 23 Februari 2023

“Madrasah Ulama Hadhramaut Dan Hegemoni Metodologi Barat” Oleh: Tiyar Firdaus (Alumni Angkatan ke-5, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Syafi’i)


 


Tarim, sebelum kepergian meninggalkan kota yang berjulukan "Kota Seribu Wali" ini, dan melewati masa pendidikan ala Madrasah Ulama Hadhramaut ini, kali ini penulis ingin merangkai intisari madrasah ini, manhaj serta peran dan perbandinganya terhadap pendidikan Islam modern.

 

Sebelum jauh membahas pendidikan modern, penulis akan sedikit mengupas intisari pendidikan ala Rasulullah Saw. terhadap para sahabatnya terutama madrasah yang di bangunya ahlu shufah, kemudian di lanjutkan oleh salafusholih.

 

Kemajuan peradaban umat manusia akan di pengaruhi oleh wajah pendidikanya, sebarapa baik kualitas pendidikanya akan menentukan nilai peradabanya, sebab disanalah tempat pembinaan jiwa dan kepribadian setiap individu terbentuk. Maka dari itu, Nabi Muhammad Saw. di utus sebagai sang pendidik dan pengajar yang ulung dan mumpuni. Selain seorang yang punya budi pekerti luhur, beliau mampu menyelaraskan antara tarbiyyah dan ta'lim kedalam jiwa para sahabatnya.

 

Menanamkan iman, mengokohkan akhlaq dan budi pekerti luhur itu strategi pertama kali yang Rasulullah Saw. lakukan di Mekkah terhadap sahabatnya, mereka tidak di asupi dengan pangajaran keilmuan langsung, juga tidak di bebani dengan hukum syariat yang bergelimang, bahkan sebagian besar Allah menurunkan ayat-ayat Makkiyah berisi pengokohan iman dan pembenahan akhlaq, hingga Islam tertanam kuat di dalam jiwa dan hati mereka,  kemudian barulah berbagai hukum syari'at di diturunkan setelah pengokohan iman dan kebersihan akhlaq ketika di Madinah.

 

Sehingga dari pendidikanya, jiwa dan raga para sahabat tunduk patuh terhadap apa yang di bawa oleh Rasulullah Saw. serta menumbuhkan ikatan hati antara mereka dan sang murabbi mereka Nabi Muhammad Saw. Hingga beliaulah orang yang paling mereka cintai dan rela berkorban demi agama yang beliau bawa meski harus kehilangan jiwa, keluarga, dan harta mereka sendiri. Inilah derajat kesempurnaan iman, Islam dan ihsan sesorang hamba, sebagaimana Nabi Muhammad Saw. Bersabda:

(( لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ  وَوَلَدِهِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ)) رواه البخاري

Artinya: (Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kalian, sehingga aku orang yang paling ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia) HR. Bukhori

 

Wajah madrasah dan pendidikan inilah yang terus dipelihara baik oleh salafusholih secara turun temurun, mulai dari zaman Sahabat lalu generasi Tabi'in dan generasi selanjutnya dari segi manhaj dan sanad keilmuan. Bahkan era zaman salafusholih tidak menerima murid untuk belajar di madrasahnya kecuali sudah di gembleng akhlaqnya, dan jika melihat salah satu muridnya bertambah ilmunya namun tidak bertambah budi pekertinya, maka mereka mengeluarkanya dari madrasah dengan tujuan agar memperkecil hujjah buruk ilmu baginya, begitulah ketatnya penyeleksian salafusholih dalam menerima murid, sehingga terpelihara pemahaman Islam yang benar dan lurus karna sumber pengambilanya bersanad muttasil sampai kepada sang pembawa risalah Nabi Muhammad Saw.:

 

(( إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ، فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ.)) رواه مسلم

 

Artinya: (Sesungguhnya Ilmu ini adalah Agama, maka lihatlah dari diapa kalian mengambil agama kalian) HR. Muslim

 

Imam Muhajir Ahmad bin Isa merupakan keturunan Ahlu Bait sekaligus tokoh pelopor berdirinya Madrasah Ulama Hadhramaut yang menjaga manhaj nabawi dan sanad dzahabi di negeri Yaman, dan sangat berpengeruh dalam memerangi khowarij dan syiah di Hadhramaut. Madrasah ini kemudian di kembangkan oleh para keturunanya, seperti Imam Faqih muqoddam Muhammad bin Ali ba'alawi, kemudian hari di perbarui oleh sang Mujaddid Islam Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad abad ke-11H dan generasi seterusnya sampai masa sekarang seperti Habib Abu bakr al-adni, Habib Umar bin hafidz, Sayyidi Syekh Muhammad Ba'athiyah dll.

 

Madrasah Ulama Hadhramaut tidak hanya mempelajari keilmuan keislaman di dalamnya, melainkan sebuah Madrasah Nabawiyyah Abawiyyah. Di sebut "Nabawiyyah" karna madrasah ini di bangun atas dasar manhaj Rasulullah Saw. serta sanad muttasil yang terjaga baik dari para Masyayikh Ahlu Bait menyambung hingga baginda Nabi Muhammad Saw. Madrasah ini Juga disebut "Abawiyyah" karna didalamnya mengajarkan ikatan cahaya hati dan bathin antara murid dan guru, sehingga menyerupai ikatan orang tua dan anak, walaupun terpisah oleh waktu dan tempat. Sebagaimana ikatan para sahabat dengan Rasulullah, menyerupai ikatan orang tua dan anak:

((إنما أنا لكم مثل الوالد))

 

Artinya: "Sesungguhnya aku bagi kalian itu seperti orang tua"

 

Inilah madrasah Ulama Hadhramaut yang menyelarasakan Ta'lim dan Tarbiyyah sehingga ajaran dan prinsip agama Islam tertancap kuat di dalam jiwa para murid, membalut dalam daging dan mengalir dalam darah. Dari madrasah itulah banyak sekali melahirkan para Wali Allah, Ulama dan Tokoh-tokoh besar umat Islam di seluruh pelosok negeri, dan menancapkan pengaruh besar di dunia Islam baik secara keilmuan maupun peradaban.

 

Kalau kita menelaah pendidikan Islam modern saat ini, maka kita hanya menemukan pendidikan yang hanya berbasis keilmuan tanpa sanad, bahkan kosong dari ranah tarbiyyah dan penanaman akhlaq, sehingga bermunculan sarjana dan ilmuwan yang kosong dari nilai spiritualis dan kesholehan, bermunculan pemimpin yang koruptor hingga akan berimbas buruk pada tatanan kehidupan umat, karna pada hakikatnya keilmuan tanpa tarbiyah dan kesholehan jiwa akan menjadi malapetaka bagi dirinya dan umat.

 

Prosedur dan konsep pendidikan yang di atur oleh misionaris dan orientalis barat, melalui tangan panjangnya, kementerian pendidikan, menjauhkan ranah tarbiyyah dari ta'lim. Lebih dari itu, merusak kurikulum pendidikan dengan corak keislaman barat dan menyampingkan turats salafusholih.

 

Di indonesia sendiri prof Dr. Harun Nasution sosok tokoh yang pertama kali menetapkan metodologi kaum orientalis sebagai acuan dasar dalam studi keislaman di perguruan tinggi Islam di tanah air, ketika masa pemerintahan orde lama, hingga berbuah beracun hingga saat ini.

 

Hingga saat ini, Madrasah Ulama Hadhramaut tetap eksis menjaga manhaj salafusholih, dan menjadi menara keilmuan Islam seperti Rubath Tarim, Rubath Ilmi Syarif, Darul Musthafa, Rubath dan Universitas Imam Syafi'i, Universitas Wasathiyah, Universitas ahqaf dll. dan melahirkan para Ulama dan Tokoh-tokoh besar umat Islam di penjuru negeri. [Wallahu A'lam]

 

===============

Penulis: @tiyar_firdaus

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search