Kamis, 23 Februari 2023

“Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Sya’ban” Oleh: Ali Rahman bin Saniwi (Mahasiswa Tingkat Tiga, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Syafi’i)

 


 

Bulan Sya’ban memiliki salah satu peristiwa yang sangat penting yang harus kita ketahui yaitu peristiwa dirubahnya kiblat menuju Ka’bah di wilayah masjid kiblatain, Madinah.

 

Masjid Kiblatain merupakan petilasan sejarah perpindahan kiblat sepanjang masa. Dahulu  di tahun 2 H, saat masih kiblat mengarah ke Bait al-Maqdis, pada bulan Sya’ban kanjeng Nabi saw. menunggu turun firman agar arahan kiblat sholat menuju ke Ka’bah al-Musyarrafah, dengan semangat hatinya.

 

Setiap hari beliau membolak-balikkan wajah ke arah langit agar bisa segera menerima wahyu dari Allah swt. dan mencapai ekpektasinya yang sesuai diridhoi oleh Tuhan-Nya yang maha esa.

 

Pada saat kanjeng Nabi saw. sholat di madinah bersama para sahabat, turunlah firman Allah swt. yang berbunyi:

 

‌قَدۡ ‌نَرَىٰ ‌تَقَلُّبَ ‌وَجۡهِكَ فِي ٱلسَّمَآءِۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبۡلَةٗ تَرۡضَىٰهَاۚ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ وَحَيۡثُ مَا كُنتُمۡ فَوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ شَطۡرَهُۥۗ [البقرة: 144] 

 

“Sungguh kami telah melihat bolak balik wajahmu ke arah langit, maka kami memindahkan akan kiblat yang engkau ridhoi, maka arahkan wajahmu pada arah Masjid al-Haram dan sekiranya dimana kalian berarah pindah kepada arah-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 144)

 

Berbaliklah wajah kanjeng Nabi saw. bersama para sahabat yang sedang sholat disana menuju ke arah Ka’bah Masjid al-Haram, setelah itu  kiblat Masjid Nabawi dan lain-nya juga turut mengikuti Kiblat ke sana. Maka tempat yang mana mereka berpindah kiblat disebut dengan Masjid Kiblatain yang menjadi sebuah bukti adanya awal Kiblat ke Bait al-Maqdis berpindah ke Masjid al-Haram.

 

Al-Imam Abu Hatim al-Basatty r.a. berargument, “Kaum muslimin yang telah sholat ke Bait al-Maqdis sudah selama 17 bulan 3 hari, dikarenakan kanjeng Nabi saw. datang ke kota Madinah hari senin bukan 12 malam selain dari bulan Rabi’ul Awal, sedangkan Allah swt. telah memerintahkan-nya untuk menghadap Ka’bah hari selasa pada pertengahan dari bulan Sya’ban.”

 

Namun dari arah berlainan, kaum Yahudi merasa senang sebab kaum muslimin mengarahkan sholat ke Ka’bah yang mana disekitar-nya ada berhala, seolah-olah menganggap kaum muslimin menyembah berhala yang mereka sembah, tapi dilain sisi mereka juga putus asa karena tidak beriman.

 

Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki r.a. memaparkan penjelasan akan hal itu, dalam kitabnya Syariatullah al-Khalidah, “Secara ideologi drastis, memang  Ka’bah adalah sebuah arah yang disembah, sedangkan yang dimaksud oleh hati hanyalah ibadah kepada Allah, bukan berarti menyembah kiblat, menghadap kepada Kiblat adalah sebuah perintah namun hakikat ibadah hanya kepada Allah. Jadi, diperintahkan solat berarah kesana itu tidak masalah meski diantara Ka’bah terdapat berhala. Siapapun yang bermaksud ibadah kepada Ka’bah maka ia adalah pemuja berhala yang kafir.”

 

===============

Penulis: @el_ghubar.mubarok

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search