Jumat, 17 Februari 2023

"Peristiwa Sebelum Isra’ Mi’raj" Oleh: M. Basuni Baihaqi (Mahasiswa Tingkat Empat, Fakultas Ushuluddin, Universitas Imam Syafi’i)



Pada tahun 10 setelah diangkatnya menjadi utusan, Rasulullah saw. kehilangan paman beliau, Abu Tholib. Ia adalah paman, penyemangat, dan pelindung Rasulullah saw. saat menghadapi kerasnya dakwah di Makkah. Abu Tholib adalah kepala Qobilah Bani Hasyim yang berwibawa. Tak satupun dari kafir Quraisy yang berani kepadanaya. Sebab itulah, kafir Quraisy enggan untuk membunuh Rasulullah saw.  bahkan tak berani. Peran Abu Tholib diluar ruangan menjadi benteng tersendiri bagi Rasulullah saw.

 

Meninggalnya Abu Tholib adalah kesedihan yang sangat dalam bagi Rasulullah saw. cobaan berupa cacian, dan hinaan kafir Quraisy semakin berani dan terang-terangan. Bahkan mereka berani melancarkan pembunuhan terhadap Rasulullah saw. Namun Allah selalu melindungi para utusan-Nya.

 

Selang 3 hari sejak meninggalnya Abu Tholib, Rasulullah mendapatkan ujian kembali. Meninggalnya Sayyidah Khodijah yang disusul tak sampai sepekan, membuat Rasulullah bersedih yang sangat dalam. Sayyidah Khodijah bukan sekedar istri beliau. Ia adalah penenang hati saat dirumah, pemilik harta yang semuanya digunakan untuk islam, dan juga penyemangat Rasulullah melaksanakan dakwah.

 

Tahun inilah yang dinamai 'amul huzn (tahun kesedihan). Dalam kesedihan tersebut, Allah Sang Maha Kasih pun tak mau melihat kekasihnya larut dalam kesedihan. Rasulullah pun dihibur berupa peristiwa perjalanan Isra' Mi'raj dan bertemu Sang Maha Kasih.

 

Buroq adalah nama hewan yang di tunggangi Rasulullah saat Isra' Mi'raj. Buroq hidup di surga bersama kawanannya. Hewan ini bertubuh besar dan berdaging sebab menikmati keni'matan surga. Sebagaimana yang desebutkan Rasulullah bahwa buroq adalah hewan berkaki empat, tubuhnya antara keledai dan bighol (peranakan keledai dan kuda), dan setiap melangkah sejauh mata memandang.

 

Saat malaikat Jibril diperintah untuk menyediakan transportasi Rasulullah beliau menemukan 40.000 buroq di surga. Tertulias di dahi beroq tersebut nama Muhammad. Mereka semua terlihat bergembira atas keni'matan yang Allah berikan berupa menjadi penghuni surga.

 

Namun tidak dengan satu buroq yang menundukkan kepala seraya bersedih dan meneteskan air mata. Tubuhnya tak segemuk buroq yang lainnya. Malaikat Jibril pun langsung mendatanginya seraya bertanya, "Ada apa gerangan bersedih?"

 

Ia menjawab, "Wahai jibril aku mendengar nama Muhammad saw.  sejak 40.000 tahun lalu. Dan melihat nama tersebut di setiap dahi teman-tamanku. Sejak saat itu pula muncul rasa cinta dan rinduku kepada pemilik nama tersebut. Benih cinta dan rindu itupun tertanam padaku, hingga aku tak nafsu untuk makan dan minum, tak merasakan sesuatu selain terbakar api cinta dan rinduku kepada pemilik nama tersebut." Mendengar pernyataan tersebut, malaikat Jibril berkata, "Ikutlah aku, akan kutemukan kau dengan seseorang yang kau rindukan."

 

Si bumi dengan bangganya berkata kepada langit, "Aku lebih baik dari kamu, sebab Allah telah menghiasiku dengan daratan, lautan, sungai, gunung, pepohonan, dan banyak lainnya."

 

Si langit yang tak mau kalah, ia membalasnya seraya berkata, "Justru aku lebih baik darimu, sebab pada diriki terdapat matahari, bulan, bintang, orbit, rasi bintang, 'arsy, kursiy, dan surga"

 

Merasa disaingi, si bumi kembali menunjukkan kelebihannya. "Justru pada diriku terdapat bait (baitullah), dimana para Rasul, Nabi, auliya', ulama', dan kaum muslimin berthowaf."

 

Si langit kembali menimpali, "Jika demikian, maka pada diriku terdapat baitul ma'mur dimana para malaikat berthowaf, juga terdapat surga dimana arwah para Rasul, Nabi, auliya', dan sholihin beristirahat."

 

Perdebadan semakin memanas. Bukan tentang kesombongan, melainkan tahaddus bin ni'mah yang telah Allah berikan. Hingga akhirnya bumi berkata, "Sesungguhnya Sang Penghulu para Rasul, Sang Penutup Kenabiyan, Kekasih Tuhan Semesta Alam, serta makhluk yang paling utama hidup dan menegakkan syari'at pada diriku, Bumi."

 

Mendengar balasan dari bumi, langitpun terdiam dan merasa kalah. Ia pun mengadukan hal tersebut kapada Allah seraya berkata, "Wahai Tuhanku sesungguhnya Engkau Maha Mengabulkan permintaan orang-orang yang lemah. Dan aku merasa lemah atas pernyataan bumi. Maka aku meminta supaya Engkau menaikkan Muhammad kelangit, sehingga aku mendapatkan kemuliyaan, dan berbangga atas ni'matmu sebab kehadirannya, sebagaimana yang bumi dapatkan."

 

Allah pun mengabulkan permintaan tersebut, dan diperintahlah Malaikat Jibril untuk menyiapkan kehadiran Rosulullah saw. [Wallahu A’lam]

 

===============

Penulis: @baihaqi_basuni

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search