Jumat, 17 Februari 2023

“The Secret of Sholat” Oleh: Abdul Aziz Abdullah (Mahasiswa Tingkat Tiga, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Syafi’i)

 

 


Sholat merupakan pondasi dalam sebuah bangunan, umpama kepala dalam anggota tubuh. Sebagaimana seseorang tidak bisa hidup tanpa adanya kepala begitu pula agama islam jika tidak ada sholat. Karena tidak ada yang membedakan seorang islam dengan agama lainnya kecuali dengan adanya sholat. Sholat sendiri memiliki posisi khusus dalam agama ini. Bagai mana tidak! Allah Swt. mewajibkan sholat ini kepada nabi Muhammad saw. saat beliau berada di langit, Isra Mi’raj.

 

Pertama kali sholat diwajibkan sebanyak 50 raka’at sehari semalam. Namun, saat Rasulullah ingin kembali, nabi musa menasihatinya agar meminta kepada Allah Swt keringanan supaya tidak terjadi seperti hal umatnya yang tidak mampu melakukan ibadah sebanyak itu. Oleh karena itu, nabi Muhammad saw. kembali meminta kepada Allah swt. agar berkenan memberi keringanan hingga menjadi lima waktu.

 

Kejadian Isra’ dan Mi’raj nabi adalah saksi bisu yang tidak bisa dibantah oleh umat manusia, sebuah kejadian yang tidak bisa di jangkau oleh akal kecuali dengan adanya iman. Sebagaimana yang dilakukan oleh sayyiduna Abu Bakar as-Shiddiq saat seluruh kafir qurais mengingkari kabar nabi Muhammad saat itu pula Abu Bakar membenarkan perkataannya sehingga ia mendapat sebutan As-Shiddiq, yang membenarkan.

 

Allah swt. berfirman:

"وَٱلَّذِى جَآءَ بِٱلصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ"

 

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zumar :33)

 

Perjalanan ini terjadi tepatnya setelah banyaknya cobaan dan ujian yang didapatkan oleh nabi Muhammad saw. Di antaranya hinaan orang kafir serta meninggalnya dua kekasih yang selalu memotivasi san menjaga beliau, istrinya Khodijah dan pamannya Abu Tolib. Oleh karena itu Allah Swt. memuji kekasih-Nya di dalam Al-Qur’an:

 

 

"سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ"

 

“Maha Suci Allah, Yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari masjid al-Haram ke masjid Al-Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra :1)

 

Hikmah perintah sholat ini hadir di tengah-tengah umat muslim adalah salah satu cara untuk merasa rendah dan hina di sisi Allah Swt. serta menjadi perantara untuk bermunajat kepada-Nya dengan menggunakan anggota tubuh dalam menaati-Nya.

 

Dengan sholat diri kita akan terjaga dari perbuatan maksiat. Sadar mau pun tidak sadar. Allah Swt. berfirman

 

"إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ"

 

“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)

 

Sholat juga adalah perantara paling mudah bagi seorang hamba untuk meluruhkan dosa-dosa yang melekat di dalam diri. Sebagai mana yang telah dijelaskan Rasulullah kepada sahabatnya.

 

“Apa kalian tidak pernah membayangkan, seandainya ada sungai di depan pintu rumah kalian, lalu kamu mandi setiap harinya lima kali, masih adakah kotoran yang masih tersisa di tubuh?”

 

“Tidak,” jawab para sahabat.

 

“Begitulah perumpamaan sholat lima waktu, dengan sholat itu Allah akan menghapus dosa seorang hamba.” (HR. Bukhori dan Muslim)

 

Sholat sendiri memilki dua perkara. Dengan dua perkara ini sholat seorang hamba akan menjadi sempurna, dua hal tersebut adalah zhohir dan batin. Adapun perkara zhohir yaitu seperti berdiri, ruku, I’tidal, sujud dan duduk di antara dua sujud. Sedangkan batin mencakup Khusyu’, mengadirkan diri, ikhlas, merenungkan yang dibaca serta memahami bacaannya.

 

Imam Ghozali berkata, “Umpama seorang yang menunaikan sholat secara zhohir dan menyertainya dengan batin umpama seseorang yang menghadiahkan seekor hewan yang tidak bernyawa.”

 

Kalaulah kita tidak berani memberikan hadiah yang cacat kepada seorang pejabat Negara bagaimana mungkin kita berani kepada Allah melakukan sholat dengan banyaknya kekurangan dan sandiwara?

 

Saat seorang hamba mampu melakukan sholat secara zhohir dan batin maka ia akan mendapatkan nikmat yang tidak bisa didapatkan oleh orang lainnya. Umpamanya, Imam Ali Zainal Abidin bin Husen bin Sayyidina Ali bin Abi tolib suatu ketika melakukan sholat, lantas masjidnya terbakar seluruh masyarakat berteriak namun beliau tetap berada dalam sholatnya.

 

Oleh karena itu kita harus selalu menjaga hal ini. Karena Rasulullah saw. telah mengingatkan

 

"من ترك الصلاة متعمدا فقد كفر جهارا"

 

“Barang siapa yang meninggalkan sholat secara sengaja sengguh ia sudah keluar ddari agama islam secara terang-terangan.” [Wallahu A’lam]

 

===============

Penulis: @almalikiani

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search