Rabu, 22 Februari 2023

“Tradisi Akad Nikah Mahasiswa Indonesia di Univ. Imam Syafi’i” Oleh: Abdul Aziz Abdullah (Mahasiswa Tingkat Tiga, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Syafi’i)

 


Mukalla (21/02), Nafas Hadhramaut – Barakallahu Lakuma wa Baraka ‘Alaikuma. Menikah adalah sunahnya Rasulullah saw. Menikah juga menyempurnakan setengah dari keimanan kita. Karenanya pula, seseorang bisa lebih banyak belajar banyak hal tentang kehidupan.

 

Hari ini, seorang alumni Universitas Imam Syafi’i, Angkatan ke-3 tahun 2019, Ustadz Ahmad Khulaifi melepas masa lajangnya. Akad   Nikah tersebut diadakan di masjid Universitas, Jl. Nurul Huda, Ibnu Sina, Mukalla, Hdhramaut, Yaman. Seluruh santri turut bergembira dengan acara tersebut.

 

Acara dimulai selepas sholat isya dengan pembacaan maulid Simth Dhuror karya Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Saat Mahallul Qiyam usai, masuklah Aris,’ mempelai pria diarak dengan sholawat khas Hadhramaut.

 

Para ulama sekitar kota Mukalla pun ikut hadir. Ada Al-Munshib Al-Habib Ali bin Abdillah Al-Hamid, Sayyid Hasyim bin Abdillah Al-Hamid, Habib Hasan Al-Jufri, Buya Yahya selaku pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah dan lain-lain.

 

Buya Yahya-lah yang menjadi penghulu pada pernikahan ini. Setelah akad nikah, para Tim qosidah senior Sayyidi Syeikh dari Jeddah melantunkan qosidah khas Hadhramaut. Mereka adalah; Sayyid Husein Al-Kaff, Sayyid Hamid Assegaf dan Sayyid Haddad Assegaf. Setelah itu diadakan Jalsah Samar dan di akhiri dengan peluluran hena kepada pengantin.

 

Sebelum acara ditutup, Sayyidi Syeikh meminta setiap tamu agar mendoakan kedua mempelai. Terkhusus Buya Yahya, guru dari ustadz Ahmad Khulaifi sebelum belajar di Universitas Imam Syafi’i.

 

Saat Buya Yahya mengirim santrinya ke negara Yaman, beliau lebih memilih Universitas Imam Syafi’i sebagai wadah mereka. Selain peraturan yang sangat ketat Universitas ini juga berbasis kepesantrenan serta mengutamakan ilmu dan amal.

 

Saat itu Buya Yahya menyampaikan bahwa “Kita perlu bersyukur bisa melaksanakan sunah Rasulullah saw. ini. Beliau juga menyuruh para mahasiswa lainnya agar bersabar, karena setiap orang akan mendapatkan gilirannya.

 

Setelah Buya Yahya berbicara, Sayyidi Syeikh pun memberi nasehat bagi siapa saja yang berangan-angan agar bisa menikah. “Kalau kamu masih dalam masa belajar dan belum sampai masa waktu menikah, jangan sekali-kali memikirkannya. Karena itu hanya akan membuat dirimu lelah,” Ucap Sayyidi Syeikh.  

 

Pada intinya, Sayyidi Syekh membolehkan siapa saja untuk melaangsungkan pernikahan jika sudah waktunya. Paling tidak ia sudah menyelesaikan pendidikan strata 1-nya serta memiliki kemampuan untuk membina rumah tangga. (AAA)

 

 

===============

Penulis: @adoeel_19

Editor: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

Terus dukung dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;

 

IG • FB • TW • TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id

 

 

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search