Kisah Nabi Hud
As. diceritakan dalam al-Qur'an sebanyak 68 ayat dalam 10 surat. Di antaranya
adalah QS. Hud ayat 50-60.
Nabi Hud
berasal dari sebuah kabilah bernama 'Ad bin 'Aus bin Saam bin Nuh. Mereka
merupakan bangsa Arab yang tinggal di Al-Ahqaff. Yaitu pegunungan pasir yang
berada di Yaman, antara Oman dan Hadhramaut. Terletak di kawasan hamparan tanah
yang mendekati lautan bernama Syihir. Lembah yang mereka tinggali disebut
Mughits.
Nabi Hud As.
diutus oleh Allah Swt kepada Kaum 'Ad. Mereka adalah orang yang pertama kali
menyembah berhala setelah musibah air bah atau banjir bandang yang ditimpakan
pada kaum Nabi Nuh As.
Berhala-berhala
kaum ‘Ad terdiri dari tiga nama: Shodaa, Shomuda, dan Hira. Kaum Nabi Hud
diberi kelebihan oleh Allah Swt berupa kekuatan dan keperkasaan jasmani dan
watak yang keras. Namun karena sifat sombong dan keras kepala, Kaum 'Ad sampai
membangkang ajakan Nabi Hud untuk menyembah Allah Swt. Menyembah
berhala-berhala bagi mereka merupakan ajaran nenek moyang sebelumnya dan tidak
boleh sampai ditinggalkan.
Dengan penuh
kesabaran, Nabi Hud terus mendakwahi mereka. Namun tetap saja mereka bersikukuh
pada keyakinan dan kepercayaannya dengan menyembah berhala. Akhirnya kaum 'Ad
pun dibinasakan oleh Allah Swt.
Pertama-tama
dengan awan mendung yang disangka mereka akan turun air hujan sehingga bisa
diminum. Padahal itu adalah awal mula turunnya siksa bagi mereka. Kemudian,
dari awan itu mulai bermunculan petir dan angin kencang secara terus-menerus
sampai tujuh malam dan delapan hari hingga kaum 'Ad pun binasa.
Letak Makam
Nabi Hud AS.
Lokasi makam
Nabi Hud berada di daerah bernama Syi'ib Hud yang berjarak sekitar kurang lebih
80 km dari kota Tarim. Makam itu bisa ditempuh dengan kendaraan darat sekitar 3
jam. Letak keberadaan makam Nabi Hud As. di Hadhramaut ini dibenarkan dengan
beberapa dalil, di antaranya:
وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ
خَلَتِ النُّذُرُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا
اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
“(Dan ingatlah
(Hud) saudara kaum 'Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di
Al Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan
sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah
selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang
besar.” (Al-Ahqaf: 21)
Allah mengutus
Nabi Hud As. kepada kaumnya di Al-Ahqaff. Sebagaimana diketahui bahwa Al-Ahqaf
ialah Hadhramaut, tempat tinggal kaum ‘Ad dahulu seperti yang dituturkan oleh
mayoritas ulama tafsir dan pakar sejarah.
Imam Ibnu Jarir
at-Thabari mengisahkan bahwa Sayyidina Ali bin Abi Tholib ra. berkata pada
seseorang dari Hadhramaut, "Apakah kamu melihat bukit pasir merah yang
tercampuri tanah liat merah dan memiliki pohon arok dan pohon bidara yang
banyak di daerah ini dan ini di Hadhramaut. Apakah kamu melihatnya?"
Orang itu
menjawab, "Ya, wahai Amirul mukminin. Demi Allah sesungguhnya tuan
benar-benar menggambarkannya seperti orang yang telah melihatnya."
Sayyidina Ali
berkata, “Tidaklah demikian, akan tetapi aku pernah diceritakan
tentangnya."
Kemudian orang
Hadhramaut itu bertanya, “Lantas apa urusan tuan wahai Amirul mukminin?”
Sayyidina Ali
menjawab, "Di sana terdapat kuburan Nabi Hud shalawatullah 'alaih.”
Ibnu Hisyam
Al-Himyari dalam kitab At Tijan fi Muluk Himyar menuliskan bahwa Nabi Hud As.
dikubur di Al-Ahgaf. Tepatnya di suatu tempat bernama al-Hunaibiq di samping
Al-Hafif. Sementara al-Hafif adalah nama sebuah sungai yang Allah keluarkan air
penolong dan tumbuhkan buah-buahan semenjak Allah turunkan tanda-tanda kenabian
Hud As. Tempat itu kini berada di dekat pemakaman Nabi Hud yang sampai sekarang
masih mengalir.
Dalil-dalil
tentang benarnya keberadaan makam Nabi Hud As. bisa dilihat secara lengkap
dalam kitab Nailul Maqshud fi Masyru'iyyat Ziyarati Nabiyillah Hud As. karangan
al-Habib Salim bin Abdillah bin Umar as-Syathiri, pengasuh Ribath
Tarim-Hadhramaut.
Tradisi Ziarah
Masyarakat Hadhramaut
Dalam rangka
mengenang jasa Nabi Hud As., masyarakat Hadhramaut melaksanakan tradisi ziarah
akbar Nabi Hud As. Ziarah ini diselenggarakan setiap awal bulan Sya'ban, selama
3 hari sekitar tanggal 8-10 Sya'ban.
Musim ziarah
biasanya dihadiri oleh ribuan peziarah yang tidak hanya datang dari daerah
Hadhramaut saja. Tetapi juga para peziarah dari luar Hadhramaut bahkan dari
luar negeri Yaman.
Ziarah Nabi Hud
As. memiliki tata cara tersendiri yang diawali dengan ziarah ke Zanbal,
dilanjutkan ke makam Syaikh Abu Bakar bin Salim. Kemudian menuju makam Nabi Hud
As. di Syi'ib Hud.
Ziarah biasanya
dilakukan oleh perorangan atau berjamaah dengan dipimpin oleh seorang yang
dituakan dari keluarga tertentu yang disebut dengan istilah Munshib. Ziarah
'ammah atau bersama-sama ini dilakukan dengan tata cara sesuai tradisi yang
sudah turun temurun diwarisi dari leluhur.
Pertama,
peziarah berkumpul dahulu di sungai dekat lokasi makam, Sungai Al-Hafif. Sungai
tersebut dikatakan dan diyakini oleh para penduduk setempat termasuk sungai
surga.
Mereka mandi di
sana atau hanya sekedar wudhu saja. Kemudian shalat Dhuha di Masjid Syaikh Umar
al-Muhdhor yang lokasinya dekat sungai jika waktu ziarah di pagi hari, atau
melakukan shalat fardhu berjamaah jika bertepatan dengan waktu shalat fardhu.
Kemudian mereka
membaca surat Yasin. Setelah itu, rombongan bergerak dengan berjalan kaki
sambil berdzikir "Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah
Allahu akbar.”
Sebelum
mencapai makam, rombongan akan berhenti di tempat yang berbentuk sumur yang
disebut dengan Bi'rut taslim (sumur keselamatan). Di tempat ini, para peziarah
membaca salam kepada Nabi Muhammad saw, Nabi Hud As., para malaikat dan para
Nabi yang dipimpin oleh munshib.
Kemudian
rombongan kembali berjalan menuju makam. Ketika sampai di makam, rombongan
kembali membaca salam lalu membaca surat Yasin atau surat Hud dan ditutup doa
yang dipimpin oleh munshib.
Setelah selesai
berdoa, rombongan berpindah ke tempat di bawah batu besar. Tempat tersebut
dinamakan Naqoh (batu besar). Di tempat ini, para peziarah akan membaca maulid
Nabi, mendengarkan syair-syair yang berisi pujian pada Rasulullah saw atau
petuah dan nasihat. Kemudian seorang atau dua orang ulama akan berceramah dan
yang lain męndengarkan sampai acara ditutup dengan doa.
Demikian
tradisi akbar ziarah kaum muslimin terutama masyarakat Hadhramaut Yaman ke
makam Nabi Hud As.
Penulis: @ibnu_zamsy
Editor:
@gilang_fazlur_rahman
Layouter: @najibalwijufri
Terus dukung
dan ikuti perkembangan kami lewat akun media sosial Nafas Hadhramaut di;
IG • FB • TW •
TG | Nafas Hadhramaut • Website | www.nafashadhramaut.id
Posting Komentar