Selasa, 14 Maret 2023

“Khataman Kitab; Menjaga Tradisi Ulama dan Salafu Sholih” Oleh: Gilang Fazlur Rahman (Mahasiswa Tingkat Tiga, Fakultas Ushuluddin, Universitas Imam Syafi’i)





Mukalla (13/03), Nafas Hadhramaut - Tepatnya pada hari Senin siang, pasca solat Dzuhur berjama’ah, Universitas Imam Syafi’i mengadakan khataman kitab. Khatam artinya adalah tamat, kata khatam ini diambil dari bahasa Arab, kata ini biasanya digunakan untuk seseorang yang telah menyelesaikan sesuatu. Tradisi Khataman ini sudah ada sejak dahulu kala, tradisi ini terus dilestarikan oleh para ulama hingga zaman sekarang ini.

 

Acara ini dihadiri oleh Rektor Universitas Imam Syafi’i, Al-Alim Al-Allamah Al-Faqih Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad bin Ali Ba’athiyah, Wakil Rektor Universitas Imam Syafi’i, Dr. Salim bin Abu Bakar Al-Haddar, Dekan Fak. Ushuluddin, Dr. Abdullah bin Abubakar Bilfaqih, Dekan Fakultas Syari’ah, Dr. Abdurrahman Bamakhos, beserta jajaran dosen lainnya. Selain itu, turut hadir juga Al-Munsib Al-Habib Ali bin Abdullah Al-Hamid, Al-Habib Hasyim bin Abdullah Al-Hamid, Al-Habib Hasan Al-Jufri, Al-Habib Muhmmad Assegaf, Al-Habib Abdullah bin Umar Al-Baiti, Dr. Amin Basulaiman dan lain-lain.

 

Acara ini diawali dengan tausiyah dari Rektor Universitas Imam Syafi’i, Ada 3 poin penting yang dapat kita ambil dari tausiyahnya tersebut diantaranya:

 

1.     1. Khataman kitab adalah salah tradisi para salafhu sholih yang harus kita jaga.

 

 

2.    2. Mengapa kita hanya menghatamkan atau mempelajari kitab dan tidak mengkhatamkan atau mempelajari kitab lainnya yang berada di perpustakaan? karena kitab ini memiliki sanad dan telah dipercaya kebenarannya.

 

 

3.    3.  Terkadang seorang guru melarang membaca beberapa kitab kepada muridnya, karena beberapa hal, bisa karena banyak terdapat teks-teks yang susah difahami atau kitab tersebut sudah tidak murni lagi, ada sebagian teks-teksnya yang diganti oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak menyukai kitab tersebut, terutama pada kitab Tasawuf.

 

 

Setelah itu dilanjutkan dengan khataman kitab yang diawali dengan:

 

1.    1.  Kitab Hadis Riyadussholihin karangan Al-Imam Al-Hafizh Muhyiddin Yahya bin Syaraf bin Murri bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jum’ah bin Hizam An-Nawawi atau lebih dikenal dengan sebutan Imam Nawawi. Kitab ini adalah termasuk salah satu kitab hadis yang masyhur dan telah tersebar luas di penjuru dunia.


Imam Nawawi termasuk salah seorang ulama yang membujang hingga akhir hayatnya. Beliau mendapatkan gelar "Muhyiddin" (orang yang menghidupkan agama). Beliau lahir pada pertengahan bulan Muharram, atau pada sepuluh pertama bulan Muharram (ada yang berpendapat demikian) pada tahun 631 H. di kota Nawa, sebuah daerah di bumi Hauran, Damaskus.

 

2.     2. Kitab Minhajul Abidin karangan Al-Imam Muhammad bin Muhamamad Al-Ghazali. Kitab tasawuf ini menerangkan tentang bagaimana seseorang melakukan, pekerjaan dengan baik dan benar bagaiman cara bertaubat yang sesungguhnya, bagaiman cara menggunakan anggota tubuh yang sesuai dengan syariat, sehingga mampu mengantarkan dirinya kepada jalan yang diridoi oleh Allah swt. Kitab ini dikomentari (diberi syarah) oleh salah satu ulama Nusantara, yaitu Syeikh Ihsan Muhammad Dahlan Al-Jampesi Al-kediri r.a. dengan judul Sirajut at- Tholibin Syarah Minhaj al-Abidin (1272 H).

 

Imam Al-Ghazali lahir pada tahun 450 H, di kota Thus, kota terbesar kedua setelah Naisabur ditempat itulah Mujaddid abad ke 5 lahir. Ia memiliki nama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, memiliki nama kuniyah Abu Hamaid, yang bermakna bapak dari seorang anak yang bernama Hamid. Hamid merupakan anak dari Imam Ghazali, yang meninggal ketika masih kecil. Nisbat Al-Ghazali pada dirinya tersemat karena bapak Muhammad merupakan pemintal benangAl-Ghazzal”. Sebagian pendapat mengatakan bahwa nisbat Al-Ghazal (tanpa tasydid) merujuk kepada nama sebuah desa di Thus yang bernama Ghazala. Ia merupakan salah satu murid dari seorang fakar fikih mazhab Syafi'i dan teolog besar di Naisabur yaitu Imam Haramain.

 

3.     3. Kitab Da’watu Tammah karangan Al-Imam Al-Qutb Da'wah Wal-Irsyad Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Kitab tasawuf ini berisi tentang bagaimana cara kita berdakwah dan peringatan bagi ummat Islam. Kitab ini telah tersebar diberbagai penjuru dunia.

 

Beliau adalah salah satu wali yang sudah mencapai derajat paling tinggi, dan menjadi wali Qutub selama 40 tahun. Beliau dinobatkan sebagai pembaharu Islam abad ke 11 H. Semenjak umurnya 4 tahun sudah kehilangan kedua indra penglihatannya, namun tak menjadi alasan untuk tidak menuntut ilmu. Beliau dijuluki Imam Syafi'i pada zamanya. Beliau lahir di kota Tarim pada 5 Shafar 1044 H dan meninggal pada 7 Dzulqo'dah 1132 H.

 

4.     4. Kitab Risalatul Mu’awanah karangan Al-Imam Al-Qutb Da'wah Wal-Irsyad Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Kitab tasawuf ini berisi tentang risalah-risalah ilmu tasawuf, memilki teks yang sederhana namun penuh makna.

 

 

5.     5. Kitab Tadzkirul Mustofa karangan Al-Habib Abu Bakar Al-Athos bin Abdullah Al-Habsyi. Kitab tasawuf ini berisi tentang wasiat-wasiat dari sang pengarang untuk ummat Islam. Beliau adalah salah satu guru dari Sayyidi Syeikh Dr. Muhmmad bin Ali Ba’athiyah.

 

Al-Habib Abu Bakar Alattas bin Abdullah Al-Habsyi dilahirkan di kota Hautah, Hadhramaut pada bulan Dzul Qo’dah tahun 1327 H (1909 M). Pada umumnya dan secara luas dikenal sebagai Attas, nama samaran itu diberikan oleh Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Habsyi, yang dikemudian hari terjadi fenomena aneh dan misteri.

                                                                       

Al-Habib Attas adalah seorang ulama besar yang mengikuti jejak Rasullulah saw. Ia hidup di bawah represi keras dari aturan komunis di Hadhramaut. Rezim akan membunuh ulama yang menyebarkan pesan Allah swt. Seperti Mufti Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafiz Bin Syeikh Abu Bakar bin Salim yang diculik setelah ia khutbah di Masjid Jami’ Tarim. Al-Habib Attas termasuk dalam daftar buruan para komunis. Alhamdullilah, beliau berhasil menggalang putaran keluarganya melarikan diri ke Jeddah melalui bandara Aden. Para komunis banyak yang mencari Al-Habib Attas. Untungnya, paspornya disahkan di bawah nama aslinya Abu Bakar Al-Habsyi sehingga keluarga diizinkan pesawat itu melintasi zona internasional.

 

Kemudian setelah itu, dilanjutakan dengan pembacaan qosidah oleh tim Munsyidin Universitas Imam Syafi’i. Acara pun ditutup dengan doa oleh Al-Munsib Al-Habib Ali bin Abdullah Al-Hamid. [GFR]

 

===============

Penulis: @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

                                                                                                  

𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙏𝙚𝙧𝙪𝙨 & 𝙎𝙚𝙗𝙖𝙧𝙡𝙪𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣.

 

"Sᴀᴍᴘᴀɪᴋᴀɴ ᴅᴀʀɪᴋᴜ ᴍᴇSᴋɪᴘᴜɴ ʜᴀɴʏᴀ Sᴀᴛᴜ ᴀʏᴀᴛ ." HR. Bukhari

📲 𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙢𝙞.

IG : Instagram.com/nafas_hadhramaut

TW : Twitter.com/nafashadhramaut

TG : T.me/nafashadhramaut

FB : fb.com/nafas.hadhramaut

YT : https://youtube.com/@nafashadhramaut

TT : Tiktok.com/nafashadhramaut

Web : www.nafashadhramaut.id

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

WA : http://bit.ly/Nafas-Hadhramaut-Channel

Email : nafashadhramaut.id@gmail.com

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

️ Like

🗣️ Comment

🔄 Share

👤 Tag Temanmu

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search