Selasa, 11 Maret 2025

Apakah hukum berbuka puasa bagi orang yang sakit ? Apakah wajib mengqadha puasanya? Oleh : Rizky Fadhilah

  


Jawab :

Diperbolehkan orang yang sakit berbuka puasa Ramadhan, apabila memang membahayakan bagi dirinya, dan para pakar Ilmu Fiqih menetapkan qaidah dalam sakit yang diperbolehkan untuk berbuka, seperti yang telah disebutkan dalam pembahasan syarat puasa.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an :

وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ)      البقرة :185 (

"Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan ( dia tidak berpuasa ), maka ( wajib  menggantinya ) sebanyak hari yang ditinggalkanya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesusahan bagimu." ( QS. al-Baqarah ayat : 185 )

وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ  ) البقرة : 195(

"Dan janganlah kamu jatuhkan diri sendiri kedalam kebinasaan dengan tangan sendiri." ( QS. al-Baqarah : 195 )

 

وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا  ) النساء :  29(

 

Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah maha penyayang kepadamu. ( QS. an-Nisa : 29 )

 

A.  Pendapat ulama Syafiiyyah([1]) bahwa kapan seseorang sakit dengan sakit yang memperbolehkan untuk bertayamum ( sakit yang yang menjadikan celaka, bertambahnya sakit, atau akan menebabkan terlambatnya sembuh ) maka harus baginya untuk  berbuka dengan secukupnya.([2])

B.  Menurut ulama Hanafiyyah([3]) dan Malikiyah([4]) wajib berbuka jika memang kalau berpuasa akan membahayakan dirinya.

C.  Dan menurut ulama kalangan Hanabilah, orang sakit yang boleh berbuka adalah sakit yang  bertambah parah jika berpuasa atau jika takut memperlambat kesembuhan.

Disebutkan oleh sebagian ulama salaf bahwasanya mereka memperkenankan berbuka puasa dari setiap sakit apapun, walaupu sakit jemari, dan gigi graham dengan landasan akan umumnya ayat. Maka ini adalah suatu “pendapat yang tertolak,” karna sakit yang dimaksud dalam ayat bukan sakit secara mutlaq, akan tetapi sakit yang membahayakan.([5])

 

Harus diketahui bahwa orang sakit terbagi menjadi dua :   

1.     Sakit yang masih ada harapan untuk sembuh, boleh baginya berbuka, namun wajib baginya untuk mengqadha setelah sembuh.

2.     Sakit yang tidak ada harapan kesembuhanya, maka wajib seketika itu untuk membayar fidyah setiap harinya membayar 1 Mud ( 6,7 Ons  dari makanan pokok ), jika tidak membayarnya hingga wafat, maka tetap wajib bagi ahli waris untuk membayarnya, sebagai mana hutang, karena hutang kepada Allah lebih berhak untuk dibayar.([6])

 

 

 



[1] . Dikukuhkan imam Zakariya al Anshari, dan disepakati oleh Imam Khatib Asyirbini, Imam Jamaluddin Ar-Ramli, dan dikukuhkan pula oleh Imam Ibnu Hajar al Hitami.

[2] . Busyral Karim Hal : 77

[3] . Badaiu’ Sanai’ Juz : 2  Hal : 93

[4] . Hasyiah Dasukqi  Juz : 1  Hal : 536

[5] . Al - Mughni Juz :3  Hal : 41

[6] Bughyatul Musytarsidin Hal : 184





===============

Penulis  :   Rizky Fadhilah

Editor    : @gilang_fazlur_rahman

Layouter: @najibalwijufri

 

𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙏𝙚𝙧𝙪𝙨 & 𝙎𝙚𝙗𝙖𝙧𝙡𝙪𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣.

 

"Sᴀᴍᴘᴀɪᴋᴀɴ ᴅᴀʀɪᴋᴜ ᴍᴇSᴋɪᴘᴜɴ ʜᴀɴʏᴀ Sᴀᴛᴜ ᴀʏᴀᴛ ." HR. Bukhari

📲 𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙢𝙞.

IG : Instagram.com/nafas_hadhramaut

TW : Twitter.com/nafashadhramaut

TG : T.me/nafashadhramaut

FB : fb.com/nafas.hadhramaut

YT : https://youtube.com/@nafashadhramaut

TT : Tiktok.com/nafashadhramaut

Web : www.nafashadhramaut.id

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

WA : http://bit.ly/Nafas-Hadhramaut-Channel

Email : nafashadhramaut.id@gmail.com

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search