Jawab :
A.
Menurut pendapat Imam
Syafi’i batas niat puasa
wajib, berakhir dengan terbitnya fajar (masuknya waktu subuh).([1])
maka apabila berniat dimalam hari pada jam
berapapun asalkan sebelum masuknya waktu subuh, maka puasanya sah.
B.
Menurut Imam Abu
Hanifah baik puasa wajib atau sunah, dimulai dari terbenamnya matahari ( waktu maghrib ) hingga tergelincirnya
matahari (tengah hari sebelum masuk waktu dzuhur), maka waktu niat
menurut Imam Abu Hanifah lebih panjang dibanding Imam Syafii,([2]) dan apabila ada seorang yang lupa berniat puasa Ramadha dimalam
hari, maka seyogyanya untuk berniat setelah shalat subuh atau setelah terbitnya
matahari dengan mengikuti madzhab Imam Abu Hanifah, Puasanya sah dan tidak
harus diqodho. Adapun jika lupa berniat kemudian melakukan niat setelah
masuk waktu dzuhur, maka tidak sah puasanya menurut ijma’ ulama. wajib baginya
untuk menahan diri dari segala sesuatu yang dilarang orang yang berpuasa dan
mengqadhanya.
C.
Menurut pendapat Imam Malik
dan Imam Ahmad([3])
dari terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar subuh secara yakin, baik puasa wajib atau sunah, waktu niat
menurut Imam Malik lebih luas dari sisi lain, yaitu cukup dengan niat puasa
dimalam pertama bulan Ramadhan untuk niat puasa sebulan penuh,([4])
dan tidak disyaratkan untuk memperbaharui niat setiap harinya. Maka kapanpun
lupa berniat dimalam hari, puasanya tetap sah dengan mengikuti madzhab Imam Malik, apabila kita berniat untuk sebulan penuh
dimalam pertama bulan Ramadhan.
Adapun lafadz niat puasa Ramadhan adalah :
نَوَيْتُ صِيَامَ شَهْرِ رَمَضَانَ كُلِّهِ لِلّهِ تَعَالَى
"Saya berniat puasa
ramadhan untuk sebulan penuh karena Allah ta’ala."
Pertanyaan
21 : Apakah
wajib berniat puasa setiap malam Ramadhan ?
Jawab :
A.
Imam Syafii’, imam Abu
hanifah, imam Ahmad dan Jumhur Ulama, berpendapat wajib berniat setiap
malam, karena puasa Ramadhan setiap harinya adalah ibadah tersendiri, tidak
ada hubungan antara satu puasa dengan puasa hari berikutnya, juga tidak batal dengan batalnya
puasa hari setelahnya. Berbeda dengan haji atau rakaat-rakaat shalat, yang akan batal dengan batanya rukun setelahnya. maka dari itu harus
menjadikan satu hari satu niat khusus.([5])
B.
Imam Malik berpendapat
cukup dengan satu niat diawal puasa, karena Ramadhan itu seperti satu
hari ( satu ibadah ), jika memang tidak terputus dengan batalnya puasa, maka
diperbolehkan dalam puasa sebulan, hanya
dengan satu niat pada awal puasanya saja. Sebagaimana empat rakaat pada shalat dzuhur adalah satu ibadah, maka
diharuskan berniat pada awal rakaatnya saja. Tidak diwajibkan untuk
memperbaharui niat disetiap rukunnya ataupun rakaatnya.
Begitu pula tiga puluh puasa Ramadhan,
semuanya itu satu ibadah, cukup dengan satu niat, maka hukum niat tetap ada
tidak butuh memperbaharui niat setiap hari.([6])
[1] . Majmu’ Syarh Muhadzab Juz : 6 Hal :
290
[2] . Muhitul Burhani Juz: 1 hal : 135
[3] . Majmu’
Syarh Muhadzab Juz : 6 Hal : 290
[4] . Al-Kafi fi fiqhi
Ahli Madinah Juz : 1 Hal : 335
[5] . Majmu’j Juz : 6 Hal : 302
[6] . Muqadimaat Al Mamhudat Juz : 1 Hal : 246
Penulis : Rizky Fadhilah
Editor : @gilang_fazlur_rahman
Layouter: @najibalwijufri
𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙏𝙚𝙧𝙪𝙨 & 𝙎𝙚𝙗𝙖𝙧𝙡𝙪𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣.
"Sᴀᴍᴘᴀɪᴋᴀɴ ᴅᴀʀɪᴋᴜ ᴍᴇSᴋɪᴘᴜɴ ʜᴀɴʏᴀ Sᴀᴛᴜ ᴀʏᴀᴛ ." HR. Bukhari
•
📲 𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙢𝙞.
IG : Instagram.com/nafas_hadhramaut
TW : Twitter.com/nafashadhramaut
TG : T.me/nafashadhramaut
FB : fb.com/nafas.hadhramaut
YT : https://youtube.com/@nafashadhramaut
TT : Tiktok.com/nafashadhramaut
Web : www.nafashadhramaut.id
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
WA : http://bit.ly/Nafas-Hadhramaut-Channel
Email : nafashadhramaut.id@gmail.com
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Posting Komentar