Ngabuburit merupakan tradisi menunggu azan
magrib menjelang berbuka puasa pada bulan Ramadan yang populer di Indonesia. Biasanya tradisi ini dilakukan para
remaja dan anak-anak. Dikarenakan banyak orang yang menyebut ngabuburit sebagai
aktivitas untuk mencari kesibukan sebelum berbuka puasa namun mereka tidak
mengerti artinya, lantas apa itu ngabuburit?
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ngabuburit
berasal dari bahasa Sunda yaitu ngalantung ngadagoan burit atau yang
memiliki arti bersantai-santai sambil menunggu waktu sore. Kata burit ini
menjadi istilah dasar dari ngabuburit. Pasalnya, burit dalam Bahasa Sunda memiliki arti
sore hari yang menjadi waktu menjelang berbuka puasa. Sehingga kata burit diartikan
menunggu waktu sore atau menunggu waktu berbuka.
Tradisi ngabuburit ini biasanya diisi kaum remaja dengan beberapa
kegiatan seperti jalan-jalan, berburu takjil, bermain di taman, kegiatan sosial, berolahraga, berkumpul bersama teman, maupun
keluarga dan lainnya. Bagi anak-anak waktu
ngabuburit banyak diisi dengan bermain di
lapangan dan bersepeda di jalanan. Ada pula yang menggunakan waktunya
untuk mengaji bersama atau mendengarkan ceramah di Masjid dan Musala.
Dari berbagai kegiatan yang ada, mengunjungi wisata kuliner untuk berburu
ta’jil adalah kegiatan yang sering dilakukan sebagian besar masyarakat di
Indonesia. Karena tidak jarang dari masyarakat yang membuka stan makanan dan
menyediakan aneka ragam menu berbuka puasa di pinggir jalan
Berbeda
dengan ngabuburit di Yaman. Sebagian besar masyarakatnya menghabiskan waktu
dengan berkumpul di
majlis-majlis ilmu. Namun pada hari libur, banyak juga yang mengunjungi
tempat-tempat di pusat kota. Selepas salat
asar, seluruh masjid diisi dengan kajian-kajian ilmu. Di Universitas Imam
Syafi’i, seluruh mahasiswa wajib mengikuti kegitan pengajian ilmiah atau yang
lebih dikenal dengan sebutan “Rouhah”.
Rouhah diambil dari Bahasa Arab bermakna istirahat, hal ini karena mengkaji di waktu istirahat
atau libur. Rouhah menjadi tradisi di
Hadhramaut. Kegiatan ini diselenggarakan setiap harinya selama satu jam kecuali pada hari Jumat dan sudah dilakukan para pendahulu hingga saat ini. Syeikh Salim bin
Abu Bakar al-Haddar, yang merupakan wakil rektor Universitas Imam Syafi’i biasa mengisi rouhah.
Beberapa kitab yang dikaji seperti: Kitab Hadis Sunan
Abi Daud, Kitab Tasbit al-Fuad bizikri kalami majalisi al-Qutub al-Imam
Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Haddad, Kitab Ihya' Ulumuddin
Karya Imam Gozali, Majmuah al-Mawaid ar-Ramadaniyah min anfaasil 'Aliyah lil
imam Ali bin Muhammad al-Habsyi, yang berisi tentang nasehat rohani karena
itulah hati menjadi tenang. Sebagian berpendapat bahwa karena ketenangan hati inilah yang kemudian disebut "Istirahat
atau rouhah". kajian ditutup dengan kitab Mamba'ul
Imdad Min Durusi al-Habib Ahmad Masyhur bin Taha al-Haddad.
Sesampainya di Pasar kota Mukalla, kami langsung disuguhkan
pemandangan indah Kanal Khour. Khour adalah kanal buatan yang membelah jantung
kota Mukalla hingga menyentuh laut Arab sepanjang 1,8 km, dengan lebar 70 m dan
kedalaman tiga meter. Kanal ini dipenuhi lampu kuning di kiri dan kanannya dan
terbelah oleh tiga jembatan, dua jembatan untuk pejalan kaki dan satu untuk
kendaraan bermotor yang berada di ujung kanal, tepat di tepi laut.
Kanal yang awalnya hanya berupa saluran air tidak terurus ini
dibangun berdasarkan ide Gubernur Provinsi Hadhramaut bernama Abdul Qodir Ali
Hilal dengan menghabiskan biaya 13 USD. Khour diresmikan oleh presiden Yaman
yaitu Ali Sholih pada mei 2005, saat memperingati hari 15 tahun persatuan Yaman
utara
Kanal khour terletak di jantung Kota Mukalla sebagai ibu kota
Provinsi Hadramaut. Kanal ini terbentang sepanjang
laut Arabiah. Kalimat “Mukalla” diambil dalam bahasa Arab yang bermakna “Mursi”
atau “Mina” yaitu pelabuhan. Sedangkan lafadz “Kalla” adalah kata kerja yang
bermakna menjaga atau menutupi dari badai. Dalam kitab Idamul Quts, dinamakan
sebagai Mukalla karena Mukalla adalah tempat berlindungnya kapal-kapal penduduk
Syihr dari serangan badai dan orang-orang yang singgah dari penjuru dunia pada
saat musim badai. Hal ini karena tertutupnya Mukalla oleh gugusan pegunungan.
Nama ini diletakkan pertama kali oleh orang-orang dinasti Kasadi
pada masa kejayaannya. Banyak juga yang menyebut dengan sebutan lain yaitu “al-Khashah”
juga “Bandar Umar” akan tetapi nama “Mukalla” yang paling masyhur. Kota
yang dibelah oleh sungai Khour ini dianggap sebagai pusat peradaban, karena
berkembang pesatnya sektor perdagangan serta
banyaknya investor. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2005, penduduk
Mukalla berjumlah lebih dari setengah juta jiwa dan tergolong maju daripada
sebagian kota lain yang masih terkesan kuno.
Penulis dan Editor: @gilang_fazlur_rahman
Layaouter: @najibalwijufri
𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙏𝙚𝙧𝙪𝙨 & 𝙎𝙚𝙗𝙖𝙧𝙡𝙪𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣.
"Sᴀᴍᴘᴀɪᴋᴀɴ ᴅᴀʀɪᴋᴜ ᴍᴇSᴋɪᴘᴜɴ ʜᴀɴʏᴀ Sᴀᴛᴜ ᴀʏᴀᴛ ." HR. Bukhari
•
📲 𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙢𝙞.
IG : Instagram.com/nafas_hadhramaut
TW : Twitter.com/nafashadhramaut
TG : T.me/nafashadhramaut
FB : fb.com/nafas.hadhramaut
YT : https://youtube.com/@nafashadhramaut
TT : Tiktok.com/nafashadhramaut
Web : www.nafashadhramaut.id
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
WA : http://bit.ly/Nafas-Hadhramaut-Channel
Email : nafashadhramaut.id@gmail.com
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Posting Komentar