Kamis, 06 Maret 2025

Puasa atau kerja? Oleh : Tiyar firdaus

 


Allah memerintahkan seluruh umat islam untuk berpuasa bulan Ramadhan sebagai kewajiban bagi setiap Mukallaf, perintah ini tepatnya jatuh pada tahun ke-2H. Sebelum meletusnya perang Badar (perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan tahun ke 2H)

 

Umat-umat sebelumnyapun diwajibkan berpuasa semenjak umatnya Nabi Nuh As. Sampai masa awal islam. Yaitu Kewajiban puasa tiga hari setiap bulanya. Lalu pada Tahun ke-2H Allah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan kekhususan untuk umat Nabi Muhammad Saw.

Rasulullah Saw. Bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Para salafusholih mempergunakan bulan ramadhan ini dengan semaksimal mungkin untuk beribadah, karena ada keistimewaan didalamnya dibandingkan dengan bulan lainya.

Namun tidak semua orang berkewajiban puasa terkecual memenuhi syarat wajib puasa Ramadhan.

 

Sebelum masuk syarat wajib puasa disana ada syarat sahnya puasa ;  dalam artian seseorang dikatakan sah puasanya meski tidak wajib bagi mereka, jika memenuhi syarat.

1. Islam.

2. Berakal.

3. Dalam keadaan suci ;  dalam artian tidak dalam haid.

4. Mengetahui waktu puasa ;  dalam artian bukan waktu yang diharamkan untuk berpuasa.

Semua ini syarat dimana seseorang dikatakan sah puasanya.

Adapun kapan seseorang diwajibkan puasa, jika memenuhi syarat berikut, yaitu :

1. Islam ; pengecualin orang kafir atau orang murtad tidak sah dan tak pula wajib puasa

2. Baligh ; pengecualian anak kecil Tamyiz maka tidak wajib puasa namun sah jika ia mau berpuasa, jika tidak hendaknya orang menegurnya dan memukul dengan pukulan didikan sebagai pembelajaran.

3. Berakal ; pengecualian orang gila tidak wajib dan tidak sah jika ditengah hari tiba-tiba gila walau sebentar, berbeda dengan orang mabuk ataupun ayan jika full seharian penuh maka ga sah tapi jika sebentar dan sembuh pada hari itupula maka sah puasanya

4. Mampu untuk melaksanakan puasa ; pengecualian orang sakit yang tak mampu untuk berpuasa ataupun orang tua renta yang tak memungkinkan berpuasa, ataupun musafir maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa.

 

Ketika salah satu dari ke empat syarat ini tak terpenuhi maka tidak di wajibkan untuk berpuasa.

Adapun Rukun puasa ;  hal yang wajib dilakukan ketia ia melaksanakan puasa.

1. Niat pada malam hari mulai terbenamnya matahari samapai sebelum masuk waktu fajr dan itu dilakukan setiap hari, boleh niat satu kali niat puasa sebulan penuh pada malam pertama dengan mengikuti pendapatnya Imam Malik.

2. Menahan dari segala yang membatalkan puasa seperti makan, hubungan intim dll. Mulai dari terbit fajar sampai terbenammya matahari.

 

Permasalahan : jika ada orang yang tak mampu berpuasa dikarenakan ia bekerja berat seperti kuli, atau petani dsb. guna menafkahi keluarganya karna suatu kewajibanya, dan jikalau bekerja sambil berpuasa maka ia akan mendapatkan bahaya pada dirinya seperti jatuh sakit dsb.

 

kalau ia meninggalkan kerjanya maka ia menelantarkan keluarganya (tidak ada yang menafkahinya) dan disisi lain dia juga wajib berpuasa.

 

Maka dari sini Ada dua kewajiban baginya. Kewajiban menafkahi keluarga dan kewajiban puasa, mana yang harus ia pilih.?

 

الواجب لا يترك الا لواجب

"Kewajiban tidak bisa ditinggalkan kecuali karna kewajiban lainya" (kaidah ushul fiqh)

 

Dari kaidah ini diperbolehkan bagi seseorang memilih kerja karna kewajibanya menafkahi keluarga dan meninggalkan puasa dan di qodho dilain waktu (setelah Ramadhan).

 

Namun para fuqaha memberikan syarat-syarat yang harus ia penuhi jika ia meninggalkan puasa dikarenakan bekerja.

 

 Jika  dari ke enam syarat dibawah ini terpenuhi maka diperbolehkan baginya untuk meninggalkan puasa.

Adapun syarat-syaratnya yaitu :

1. Pekerjaanya tidak bisa di undur ke bulan syawal ; Dalam artian memang harus dilakukan di bulan Ramadhan tidak bisa ditunda Seperti panen dsb.

 

2. Pekerjaanya tidak bisa dilakukan pada malam hari ; Artinya pekerjaanya hanya bisa dilakukan disiang hari saja.

 

3. Memberatkan baginya untuk berpuasa sekiranya ketika berpuasa akan membahayakan dirinya seperti jatuh sakit dikarenakan pekerjaanya yang berat dsb.

 

4. Wajib niat puasa pada malam harinya, dan pada siang harinya dalam keadaan puasa, dia boleh buka ketika adanya  dharar (bahaya).

 

5. Niat tarakhus(mendapat keringan) dengan berbuka ; dalam artian ketika ia makan atau sebagainya maka niatkan itu karna mendapat dikarenakan kerja keringan bukan kesengajaan semata.

 

6. Tidak menyengaja pekerjaanya untuk mendapatkan tarakhus/keringanan semata.

 

Jika salah satu dari ke enam ini tak terpenuhi maka dihukumi berdosa dan wajib mengqodhonya secara faur(tidak boleh ditunda, wajib diqodho pada bulan syawal) serta membayar fidyah, dikarenakan ia tidak berpuasa secara sengaja dan tanpa adanya udzur (halangan).

Wa Allahu 'alam.....

Semoga bermanfaat....

 

(Disari dari kitab Bughyah Al-mustarsyidin)

Silahkan di share....

  

===============

Penulis dan Editor: Tiyar firdaus

Layaouter: @najibalwijufri

 

𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙏𝙚𝙧𝙪𝙨 & 𝙎𝙚𝙗𝙖𝙧𝙡𝙪𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣.

 

"Sᴀᴍᴘᴀɪᴋᴀɴ ᴅᴀʀɪᴋᴜ ᴍᴇSᴋɪᴘᴜɴ ʜᴀɴʏᴀ Sᴀᴛᴜ ᴀʏᴀᴛ ." HR. Bukhari

📲 𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙢𝙞.

IG : Instagram.com/nafas_hadhramaut

TW : Twitter.com/nafashadhramaut

TG : T.me/nafashadhramaut

FB : fb.com/nafas.hadhramaut

YT : https://youtube.com/@nafashadhramaut

TT : Tiktok.com/nafashadhramaut

Web : www.nafashadhramaut.id

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

WA : http://bit.ly/Nafas-Hadhramaut-Channel

Email : nafashadhramaut.id@gmail.com

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

 

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search