Allah memerintahkan seluruh umat islam untuk berpuasa bulan Ramadhan
sebagai kewajiban bagi setiap Mukallaf, perintah ini tepatnya jatuh pada tahun
ke-2H. Sebelum meletusnya perang Badar (perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan
tahun ke 2H)
Umat-umat sebelumnyapun diwajibkan berpuasa semenjak umatnya Nabi Nuh
As. Sampai masa awal islam. Yaitu Kewajiban puasa tiga hari setiap bulanya.
Lalu pada Tahun ke-2H Allah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan kekhususan
untuk umat Nabi Muhammad Saw.
Rasulullah Saw. Bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap
pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Para salafusholih mempergunakan bulan ramadhan ini dengan semaksimal
mungkin untuk beribadah, karena ada keistimewaan didalamnya dibandingkan dengan
bulan lainya.
Namun tidak semua orang berkewajiban puasa terkecual memenuhi syarat
wajib puasa Ramadhan.
Sebelum masuk syarat wajib puasa disana ada syarat sahnya puasa ; dalam artian seseorang dikatakan sah puasanya
meski tidak wajib bagi mereka, jika memenuhi syarat.
1. Islam.
2. Berakal.
3. Dalam keadaan suci ; dalam
artian tidak dalam haid.
4. Mengetahui waktu puasa ; dalam
artian bukan waktu yang diharamkan untuk berpuasa.
Semua ini syarat dimana seseorang dikatakan sah puasanya.
Adapun kapan seseorang diwajibkan puasa, jika memenuhi syarat berikut,
yaitu :
1. Islam ; pengecualin orang kafir atau orang murtad tidak sah dan tak
pula wajib puasa
2. Baligh ; pengecualian anak kecil Tamyiz maka tidak wajib puasa namun
sah jika ia mau berpuasa, jika tidak hendaknya orang menegurnya dan memukul
dengan pukulan didikan sebagai pembelajaran.
3. Berakal ; pengecualian orang gila tidak wajib dan tidak sah jika
ditengah hari tiba-tiba gila walau sebentar, berbeda dengan orang mabuk ataupun
ayan jika full seharian penuh maka ga sah tapi jika sebentar dan sembuh pada
hari itupula maka sah puasanya
4. Mampu untuk melaksanakan puasa ; pengecualian orang sakit yang tak
mampu untuk berpuasa ataupun orang tua renta yang tak memungkinkan berpuasa,
ataupun musafir maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa.
Ketika salah satu dari ke empat syarat ini tak terpenuhi maka tidak di
wajibkan untuk berpuasa.
Adapun Rukun puasa ; hal yang
wajib dilakukan ketia ia melaksanakan puasa.
1. Niat pada malam hari mulai terbenamnya matahari samapai sebelum masuk
waktu fajr dan itu dilakukan setiap hari, boleh niat satu kali niat puasa
sebulan penuh pada malam pertama dengan mengikuti pendapatnya Imam Malik.
2. Menahan dari segala yang membatalkan puasa seperti makan, hubungan
intim dll. Mulai dari terbit fajar sampai terbenammya matahari.
Permasalahan : jika ada orang yang tak mampu berpuasa dikarenakan ia
bekerja berat seperti kuli, atau petani dsb. guna menafkahi keluarganya karna
suatu kewajibanya, dan jikalau bekerja sambil berpuasa maka ia akan mendapatkan
bahaya pada dirinya seperti jatuh sakit dsb.
kalau ia meninggalkan kerjanya maka ia menelantarkan keluarganya (tidak
ada yang menafkahinya) dan disisi lain dia juga wajib berpuasa.
Maka dari sini Ada dua kewajiban baginya. Kewajiban menafkahi keluarga
dan kewajiban puasa, mana yang harus ia pilih.?
الواجب لا يترك الا لواجب
"Kewajiban tidak bisa ditinggalkan kecuali karna kewajiban
lainya" (kaidah ushul fiqh)
Dari kaidah ini diperbolehkan bagi seseorang memilih kerja karna
kewajibanya menafkahi keluarga dan meninggalkan puasa dan di qodho dilain waktu
(setelah Ramadhan).
Namun para fuqaha memberikan syarat-syarat yang harus ia penuhi jika ia
meninggalkan puasa dikarenakan bekerja.
Jika dari ke enam syarat dibawah ini terpenuhi
maka diperbolehkan baginya untuk meninggalkan puasa.
Adapun syarat-syaratnya yaitu :
1. Pekerjaanya tidak bisa di undur ke bulan syawal ; Dalam artian memang
harus dilakukan di bulan Ramadhan tidak bisa ditunda Seperti panen dsb.
2. Pekerjaanya tidak bisa dilakukan pada malam hari ; Artinya
pekerjaanya hanya bisa dilakukan disiang hari saja.
3. Memberatkan baginya untuk berpuasa sekiranya ketika berpuasa akan
membahayakan dirinya seperti jatuh sakit dikarenakan pekerjaanya yang berat
dsb.
4. Wajib niat puasa pada malam harinya, dan pada siang harinya dalam
keadaan puasa, dia boleh buka ketika adanya
dharar (bahaya).
5. Niat tarakhus(mendapat keringan) dengan berbuka ; dalam artian ketika
ia makan atau sebagainya maka niatkan itu karna mendapat dikarenakan kerja
keringan bukan kesengajaan semata.
6. Tidak menyengaja pekerjaanya untuk mendapatkan tarakhus/keringanan
semata.
Jika salah satu dari ke enam ini tak terpenuhi maka dihukumi berdosa dan
wajib mengqodhonya secara faur(tidak boleh ditunda, wajib diqodho pada bulan
syawal) serta membayar fidyah, dikarenakan ia tidak berpuasa secara sengaja dan
tanpa adanya udzur (halangan).
Wa Allahu 'alam.....
Semoga bermanfaat....
(Disari dari kitab Bughyah Al-mustarsyidin)
Silahkan di share....
Penulis dan Editor: Tiyar firdaus
Layaouter: @najibalwijufri
𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙏𝙚𝙧𝙪𝙨 & 𝙎𝙚𝙗𝙖𝙧𝙡𝙪𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣.
"Sᴀᴍᴘᴀɪᴋᴀɴ ᴅᴀʀɪᴋᴜ ᴍᴇSᴋɪᴘᴜɴ ʜᴀɴʏᴀ Sᴀᴛᴜ ᴀʏᴀᴛ ." HR. Bukhari
•
📲 𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙢𝙞.
IG : Instagram.com/nafas_hadhramaut
TW : Twitter.com/nafashadhramaut
TG : T.me/nafashadhramaut
FB : fb.com/nafas.hadhramaut
YT : https://youtube.com/@nafashadhramaut
TT : Tiktok.com/nafashadhramaut
Web : www.nafashadhramaut.id
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
WA : http://bit.ly/Nafas-Hadhramaut-Channel
Email : nafashadhramaut.id@gmail.com
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Posting Komentar