“Rahasia
Untuk Mengoptimalkan Bulan Suci Ramadhan”
Oleh:
Ahmad Baihaqi Ali (Mahasiswa Tingkat 4, Fakultas Syari’ah, Universitas Imam
Syaf’i)
Seperti yang kita ketahui bersama, beberapa
hari yang lalu seluruh pemeluk agama Islam telah kedatangan tamu yang sangat
spesial dan penuh keutamaan, yaitu bulan suci Ramadhan. Bagaimana tidak,
sedangkan Rasulullah Saw. pernah bersada:
"لو يعلم العباد ما
في رمضان لتمنت أمتي أن تكون السنة كلها رمضان"
"Seandainya orang-orang mengetahui apa yang ada pada bulan
Ramadhan, niscaya ummatku akan berandai agar setahun penuh adalah
Ramadhan"(HR.Abi Ya'la: 5150)
Tentu orang yang peka akan bertanya-tanya, ada apa dibalik itu.
Kenapa Rasulullah Saw. sampai bersabda demikian?
Sengaja tulisan ini tidak mengupas keutaman bulan Ramadhan; karena
selain sangatlah banyak, kalau sudah disabdakan oleh Nabi berarti semuanya
sudah pasti dan nyata adanya, yang perlu disini
adalah bagaimana kita selaku tuan rumah bisa mengoptimalkan dan mendapatkan
keutamaan tersebut.
Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan; agar kita tidak
kehilangan kesempatan untuk meraih barokah Ramadhan:
- Saat penyambutan
- Saat berada di bulan Ramadhan.
- Saat memasuki 10 hari terakhir.
1.
Menyambut Bulan Ramadhan
Hal pertama yang perlu kita lakukan
saat penyambutan Ramadhan adalah "Bersuka cita". Baik Anda
ekspresikan dengan kata-kata (seperti menyenandungkan qasidah) ataupun dengan
ekspresi lainnya. Disebutkan dalam kitab Durratun Nasyiin:
"من فرح بدخول رمضان
حرم الله على جسده النيران"
"Barang siapa yang bersuka cita dengan datangnya bulan
Ramadhan, niscaya Allah Ta'ala akan mengharamkan jasadnya atas neraka".
Memang sih, setelah melacak ungkapan diatas KH. Ali Mustafa Ya'qub
(mantan imam besar Masjid Istiqlal Jakarta) dalam bukunya "Hadis-Hadis
Bermasalah" mengaku tidak menemukan perawi sekaligus redaksinya di kitab
hadis rujukan mana pun. Oleh karenanya, beliau tidak berani mengatakan bahwa
ungkapan tersebut merupakan hadis Nabi Saw.
Kendati demikian, apakah seorang muslim tidak boleh bergembira
dengan kedatangan Ramadan.? Jelas, jawabannya sangat boleh. Bahkan saat
menjelaskan hadist "terbelenggunya setan pada bulan Ramadhan" Ibnu
Rajab Al-Hanbali berkata:
"Bagaimana mungkin seorang mukmin tidak bergembira dengan
kabar dibukanya pintu surga? Bagaimana mungkin seorang pendosa tidak bergembira
dengan kabar ditutupnya neraka? Bagaimana mungkin seorang yang berakal sehat
tidak bergembira dengan kabar terbelenggunya setan? Dari sisi manakah ada bulan
yang sebanding dengan Ramadhan ini? "
Maka sebagai muslim sejati, sebenarnya kita tidak perlu menjadikan
ungkapan (yang dikatan bukan hadist) diatas sebagai alasan untuk bergembira;
apalagi disana masih banyak sekali hadits shahih yang menuntut kebagian dari
kita.
Yang perlu digaris bawahi dari poin ini adalah langkah pertama yang
harus kita lakukan untuk mendapat barokah bulan suci Ramadhan ialah merasa
senang dan gembira akan kedatangannya.
2.
Saat memasuki bulan Ramadhan
Bisa dikatakan sangat rugi sekali jika ada seorang muslim yang
diberi panjang umur sampai bulan Ramadhan, namun ia sama sekali tidak
memperoleh barakah sedikitpun. Apalagi jika sampai tidak berpuasa, Nauzubillah.
*Esensi puasa
Perlu kita ketahui bahwa perkara yang harus kita jauhi saat berpuasa
tidak hanya makanan dan minuman saja. tapi masih banyak hal lainnya, dan itu
semua terkumpul dalam kalimat "Maksiat". Oleh sebab itu, kalau kita
ingin menjaga esensi puasa, maka selain menahan haus dan dahaga kita juga harus
menjauhi maksiat. Memang, sebenarnya maksiat itu selamanya harus dijauhi, tapi
di bulan ini kita harus lebih menjauh; karena kalau tidak, puasa kita akan
menjadi korbannya.
Sayangnya, banyak yang masih tidak peduli dengan hal tersebut.
padahal sejak ribuan tahun yang lalu Rasulullah Saw. telah mewanti-wanti kita
(umarnya):
رب صائم ليس له
من صيامه إلا الجوع
"Betapa benyak orang yang berpuasa, namun yang ia peroleh
hanyalah lapar belaka"(HR. Ibnu Majah: 690).
Mari merenung sejenak, ketika Beliau menyebutkan bahwa yang mereka
peroleh hanyalah lapar. Bukankah itu berarti sepanjang hari mereka tetap
menjauhi makan dan minum? tapi kenapa yang merela peroleh hanyalah lapar
belaka? perjalanan Ramadhan kita masih panjang, semoga kedepannya kita tidak
termasuk golongan ini.
* Pahala amal ibadah berlipat ganda
Jangan sampai gara-gara keadaan lemah saat berpuasa, kita malah
menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan. Maka walaupun tidak full time
berlaku taat, paling tidak Anda harus tertarik dengan penggalan hadist berikut:
"من تقرب فيه بخصلة
من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه، ومن أدى فريضة فيه كان كمن أدى سبعين فريضة
فيما سوا"
"Barang
siapa yang bertaqarrub pada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan dengan suatu
kebaikan, niscaya pahalanya seperti beribadah fardu di luar Ramadhan. Dan
barang siapa yang mendirikan ibadah fardu di bulan Ramadhan, niscaya pahalanya
seperti mendirikan 70 amal fardu diluar ramadhan"(HR.Ibnu Khuzaimah :
1887).
Oleh sebab itu, agar kesempatan emas ini tidak terlewatkan begitu saja. Mulai dari
sekarang silahkan Anda tentukan amal ibadah apa yang cocok dengan keadaan lemas
berpuasa; Seperti membaca Al-Qur'an, i'tikaf, berzdikir dan lain sebagainya.
Dan jangan lupa dengan ibadah yang hanya terdapat di bulan puasa, yaitu shalat
tarawih.
Inti dari poin ini adalah kita harus mewujudkan esensi dari ibadah
puasa, selain itu kita juga harus memperbanyak amal ibadah (terlebih yang hanya
ada pada bulan suci Ramadhan)
3.
Ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan
Yang namanya kebaikan, pasti
semakin banyak pahalanya semakin berat pula godangan dan cobaan yang menanti.
Maka bukanlah suatu yang mengherankan jika banyak kaum muslim yang mulai kendor
semangat ibadahnya pada akhir-akhir bulan Ramadhan. Kenapa demikian? Diantara
sebabnya adalah karena puncak keutaman Ramadhan terletak pada malam Lailatul
Qadar. Allah Ta'ala berfirman:
"ليلة القدر خير من
ألف شهر"
"Malam Lailatul Qadar lebih mulia dari
1000 bulan (83 tahun lebih)" (QS.Al-Qadr: 3)
Dan malam itu terletak 10 hari terakhir bulan Ramadhan; Sayyidah
Aisyah pernah berkata:
كَانَ رَسُول
الله - صلى الله عليه وسلم - يَجْتَهِدُ فِي رَمَضَانَ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي
غَيْرِهِ، وَفي العَشْرِ الأَوَاخِرِ أَشَد.
"Rasulullah Saw. bersungguh-sungguh dalam beribadah di bulan
Ramadhan melebihi kesungguhannya di luar Ramadhan, dan kesungguhan tersebut
bertambah ketika Beliau memasuki 10 Hari terakhir"(HR.Bukhari: 2014)
Maka selaku ummat, seharusnya selain mengharap Lailatul Qadar, niat
meneladani Rasulullah Saw. pun sudah lebih dari cukup untuk memotivasi diri
agar lebih meningkatkan semangat pada 10 hari tersebut. Kasarannya, kalau
Rasulullah Saw. saja bersemangat masa iya kita mau bermalas-malasan?
Terakhir, salah satu rahasia untuk meraih keutamaan bulan ini
adalah dengan memperbanyak sedekah, terlebih sedekah yang wajib: yaitu zakat
fitrah. Tapi jangan sampai tertipu, lalu Anda berbangga diri karena telah
menunaikannya; kenapa demikian? Karena zakat adalah semata-mata menjalankan
perintah Allah Ta'ala untuk menyalurkan sebagian harta (yang dianugerahkan
kepada kita) untuk para mustahiq. Selain itu, diantara hikmah dari zakat fitrah
adalah untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang belum kita maksimalkan dari
bulan Ramadhan.
Semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan bisa menggapai seluruh
barokah bulan Ramadhan di tahun ini, maupun tahun-tahun yang akan datang.
Aamiin.
Penulis : Ahmad Baihaqi Ali
Editor : @gilang_fazlur_rahman
Layouter: @najibalwijufri
𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙏𝙚𝙧𝙪𝙨 & 𝙎𝙚𝙗𝙖𝙧𝙡𝙪𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣.
"Sᴀᴍᴘᴀɪᴋᴀɴ ᴅᴀʀɪᴋᴜ ᴍᴇSᴋɪᴘᴜɴ ʜᴀɴʏᴀ Sᴀᴛᴜ ᴀʏᴀᴛ ." HR. Bukhari
•
📲 𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙢𝙞.
IG : Instagram.com/nafas_hadhramaut
TW : Twitter.com/nafashadhramaut
TG : T.me/nafashadhramaut
FB : fb.com/nafas.hadhramaut
YT : https://youtube.com/@nafashadhramaut
TT : Tiktok.com/nafashadhramaut
Web : www.nafashadhramaut.id
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
WA : http://bit.ly/Nafas-Hadhramaut-Channel
Email : nafashadhramaut.id@gmail.com
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Posting Komentar