"Tiga Peristiwa Penting Tanggal 17 Ramadhan"
Oleh | Muhammad Ali Fikri
Bulan Ramadhan adalah bulan yang spesial. Tamu yang ditunggu-tunggu
oleh umat Islam seantero dunia. Semua orang berlomba-lomba menyambut bulan yang
mulia nan penuh berkah ini. Semuanya bersuka cita memuliakan kehadiran tamu
spesial yang hanya singgah satu bulan ini.
Allah subhanahu wa ta’ala telah menyiapkan rewards bagi siapa saja
yang bersungguh-sungguh dalam beribadah. Tiap harinya Ia membebaskan
orang-orang yang masuk neraka. Dan puncaknya adalah rahmat dan maghfirah Allah
bagi siapa yang sukses memanfaatkan kehadiran Ramadhan hingga dia pergi. Namun
sebaliknya, bila tak lulus, dia akan dijauhkan oleh rahmat-Nya.
Keistimewaan bulan Ramadhan juga menyertai beberapa peristiwa
penting dan bersejarah dalam Islam. Semuanya melengkapi kesempurnaan bulan yang
penuh keberkahan ini. Ya, di bulan yang sama, di tanggal yang sama tepatnya
tanggal 17 Ramadhan, ada tiga peristiwa yang tercatat dalam sejarah Islam.
Ialah turunnya al-Qur’an, Lailatul Qadar dan perang Badar.
Berdasarkan kebanyakan riwayat yang menyebutkan bahwa al-Qur’an,
kitab suci umat Islam ini turun secara keseluruhan pada tanggal 17 Ramadhan.
Tepatnya, turunnya al-Qur’an dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah yang berada di langit dunia.
Adapun turunnya dari langit dunia ke muka bumi adalah secara terpisah dan
bertahap selama kurang lebih dua puluh tiga tahun sesuai dengan kejadian yang
terjadi pada zaman Nabi.
Seperti yang telah difirmankan Allah subhanahu wa ta’ala al-Qur’an
diturunkan oleh Allah pada Lailatul Qadar. Sebuah malam yang sangat istimewa.
Di mana beribadah di dalamnya sama dengan beribadah selama seribu bulan yang
kurang lebih jumlahnya 83 tahun. Allah ta’ala berfirman,
(إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ
مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
(4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5))
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada Lailatul
Qadar, Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar, Lailatul Qadar itu lebih baik
dari seribu bulan, Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Disebut Lailatul Qadar lantaran malam tersebut merupakan malam yang
penuh dengan kemuliaan dan keberkahan. Diambil dari kata Qadar dalam bahasa
Arab yang artinya kemuliaan. Ada juga yang mengatakan bahwa penamaan Lailatul
Qadar karena pada malam itu ditulis takdir orang-orang dan rezeki mereka yang
kemudian diserahkan kepada malaikat agar mereka melaksanakan apa yang telah
diperintahkan.
Adapun kapan malam ini berada, para ulama’ berbeda pendapat. Ada
yang berkata letaknya di sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan. Ada yang berpendapat pada tanggal 27 bulan Ramadhan.
Ada juga yang mengatakan jatuh pada tanggal 21, 29 dan yang lainnya. Namun
pendapat yang dipilih oleh Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad, “Shohibur Rotib”
adalah tidaklah menentukan pada tanggal atau hari tertentu. Hanya saja
kebanyakan terjatuh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan pada
malam-malam witir lebih diharapkan lagi. Hal ini agar semua orang menganggap
setiap malamnya merupakan Lailatul Qadar sehingga mereka akan
bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Imam al-Haddad menuturkan dan menganjurkan orang-orang agar lebih
giat dan rajin dalam beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam sebuah riwayat Imam Bukhari dan Imam Ahmad disebutkan bahwa, “Apabila
Rasulullah memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau mengencangkan
ikat pinggangnya, bangun malam-malamnya dan membangunkan keluarganya.”
Karena pahala ibadah pada Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu
bulan, maka hendaknya setiap orang mewanti-wanti dirinya agar tak terjerumus ke
dalam kelalaian atau bahkan kemaksiatan. Wal ‘iyadzu billah. Coba bayangkan
saja bila dia lengah dan lalai pada malam tersebut, tak terbayang kerugian yang
dia dapatkan. Yang tidur pada malam itu sama sama seperti tidur seribu bulan.
Oleh karena itu, Ummul mukminin Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya
kepada Rasulullah tentang amalan apa yang dibaca ketika berada pada malam yang
mulia ini (Lailatul Qadar). Maka Rasulullah menjawab, “Katakan:
)اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ
عَنِّي(
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah maha Pengampun lagi maha
Mulia Dzat yang senang dengan permohonan ampun, maka ampunilah aku.” HR.
at-Tirmidzi.
Selain peristiwa nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar, ada perang
Badar yang terjadi pada tanggal 17 bulan Ramadhan pula. Awal peperangan yang
terjadi dalam sejarah Islam ini terjadi di saat Rasulullah dan para sahabat
sedang puasa Ramadhan. Allah menakdirkan kemenangan pada peperangan ini
meskipun jumlah kaum muslimin lebih sedikit daripada kaum kafir Quraisy.
Pasukan muslimin yang berjumlah kurang lebih 313 orang mau tak mau harus menghadapi
1000 pasukan kafir Quraisy yang lengkap dengan senjata peperangannya. Kaum
muslimin tak sedikit pun berniat untuk berperang, karena tujuan mereka yang
sesungguhnya adalah mengambil alih kembali harta mereka yang dibawa oleh
kafilahnya Abu Sufyan sepulangnya dari Syam.
Namun tetap saja, peperangan akan tetap meletus. Abu Jahal dan
pentolan-pentolan Quraisy bersikeras untuk memerangi kaum muslimin demi
melihatkan kekuatan mereka kepada kabilah-kabilah Arab. Sedangkan Rasulullah
meminta pendapat kepada para sahabat mengenai peperangan yang telah berada di
depan mata ini. Jawaban para sahabat dari kaum Anshor dan Muhajirin sama. Demi
tegaknya agama Islam ini mereka mau bertempur walaupun harus mengarungi lautan
sekalipun.
Dengan menghadapi tiga kali lipat pasukan muslimin, segera
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap kiblat dan mengangkat kedua
tangannya seraya berdoa,
(اللَّهُمَّ أَيْنَ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ أَنْجِزْ مَا
وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ
الْإِسْلَامِ فَلَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ أَبَدًا)
“Ya Allah, di mana pun Engkau menjanjikanku, maka penuhilah apa
yang telah Engkau janjikan, Ya Allah. Ya Allah, sesungguhnya jikalau Engkau
membinasakan pasukan muslimin ini, maka Engkau takkan disembah di muka bumi
selama-lamanya.” HR. Ahmad. Berkali-kali sorban yang dikenakan Rasulullah jatuh
dari pundaknya yang mulia saking kesungguhan beliau dalam berdoa. Berkali-kali
pula Sahabat Abu Bakar menenangkan Rasulullah.
Dan pada akhirnya Allah mengirimkan bala bantuan dari pasukan
langit yang terdiri dari malaikat untuk melawan pasukan kafir Quraisy sehingga
kemenangan berada di tangan kaum muslimin. Ya, Allah ta’ala tak akan
menyia-nyiakan kekasih-Nya. Allah selalu menjaga agama Islam ini dan
orang-orang yang mengemban amanah langit seperti Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Di waktu lain, bukan pada tanggal 17 Ramadhan namun masih berada di
bulan yang sama, terjadi peristiwa yang penting lainnya dalam sejarah Islam.
Yaitu pembebasan kota Mekkah atau biasa dikenal: Fathu Makkah. Rasulullah
bersama para sahabat memasuki kota Mekkah dan menghancurkan berhala-berhala di
sekitar Kakbah yang berjumlah 360 berhala ketika itu. Hal ini seperti yang
telah dinaskan Allah subhanahu wa ta’ala dalam al-Quran yang berbunyi,
(إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا)
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang
nyata.” Al-Fath: 1.
Indonesia juga memiliki sejarah dengan bulan Ramadhan. Sejarah
mencatat bahwa tanggal 17 Agustus 1945
tahun kemerdekaan Indonesia jatuh pada bulan Ramadhan seperti
peperangan-peperangan penting dalam Islam yang lain. Sang Proklamator, Ir.
Sukarno mengumumkan kemerdekaan NKRI dalam keadaan berpuasa pada hari Jum’at
bulan Ramadhan, seperti halnya perang Badar yang meletus pada hari Jum’at di
bulan Ramadhan pula. Hal ini membuktikan bahwa bulan Ramadhan mendatangkan kemenangan
dan keberkahan pada umat Islam sebagaimana dia membawa limpahan ganjaran dan
pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Peristiwa-peristiwa tadi menuntut kita agar dapat memetik pelajaran
berharga setiap tahunnya, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Islam merupakan agama yang indah. Sebuah agama yang diutus Nabi Muhammad untuk
menyampaikan keindahan tersebut. Al-Qur’an yang merupakan kitab sucinya adalah
metode dan pedoman hidup di dunia yang fana ini. Peperangan Rasulullah dan para
sahabat mengajarkan arti berpegang teguh dengan ajaran Islam serta membelanya
meskipun nyawa adalah taruhannya. Ia juga mengajarkan arti berserah diri kepada
Allah, meyakini bahwa semua kekuatan dan kemenangan berasal dari Allah semata.
Pada umumnya bulan Ramadhan mengingatkan arti amal ibadah kita
sesungguhnya. Semua yang dilakukan di dalamnya hanya karena Allah, untuk Allah
dan kembali pada Allah. Tak terbatasnya limpahan pahala pada bulan ini menegur
kita agar senantiasa memperbarui dan meningkatkan amal ibadah kita selalu.
Sehingga tak berganti hari, bulan dan tahun kecuali amal ibadah kita selalu
terupgrade dan lebih baik lagi. Semoga Allah memberikan kita taufik dan
inayah-Nya agar dapat senantiasa beribadah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Aamiin.
اللهم صل على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم
Semoga bermanfaat, jangan lupa disebarkan. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
(مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ)
“Barang siapa yang
menunjukkan kebaikan maka ia mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang
melakukannya.” HR. Muslim (no. 133).
(بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً)
“Sampaikanlah dariku
walaupun hanya satu ayat.” HR. Bukhari (no.3461).
Penulis dan Editor: @gilang_fazlur_rahman
Layouter: @najibalwijufri
𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙏𝙚𝙧𝙪𝙨 & 𝙎𝙚𝙗𝙖𝙧𝙡𝙪𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣.
"Sᴀᴍᴘᴀɪᴋᴀɴ ᴅᴀʀɪᴋᴜ ᴍᴇSᴋɪᴘᴜɴ ʜᴀɴʏᴀ Sᴀᴛᴜ ᴀʏᴀᴛ ." HR. Bukhari
•
📲 𝙄𝙠𝙪𝙩𝙞 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙞𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙢𝙞.
IG : Instagram.com/nafas_hadhramaut
TW : Twitter.com/nafashadhramaut
TG : T.me/nafashadhramaut
FB : fb.com/nafas.hadhramaut
YT : https://youtube.com/@nafashadhramaut
TT : Tiktok.com/nafashadhramaut
Web : www.nafashadhramaut.id
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
WA : http://bit.ly/Nafas-Hadhramaut-Channel
Email : nafashadhramaut.id@gmail.com
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Posting Komentar